Kamis 16 Feb 2017 06:21 WIB

Said Aqil: Tak Boleh Ada Permusuhan karena Beda Pilihan Gubernur

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers menyikapi isu  Aksi Bela Islam II mendatang di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (28/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj saat memberikan keterangan pers menyikapi isu Aksi Bela Islam II mendatang di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (28/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj mengatakan Allah menciptakan manusia beragam, terdiri dari banyak suku, bangsa, agama.

"Kalau Allah menghendaki, bisa saja manusia terdiri dari satu bangsa misalnya Arab semua, Cina semua atau Eropa semua. Kalau Allah menghendaki bisa saja hanya ada satu agama," kata Said, Kamis (16/2).

Jika Allah menghendaki, niscaya manusia semua beragama Islam.  Namun, ternyata Allah menciptakan manusia dengan memiliki berbagai agama yang berbeda maka ini harus disikapi dengan benar.

Dulu Nabi Muhammad selama 13 tahun di Makkah hanya punya 120 pengikut. Lalu beliau berhijrah ke Kota Yastrib. Di sana ia menemukan penduduk Yastrib yang plural.

Di Yastrib ada Muslim pendatang, ada Muslim pribumi, dan ada non-Muslim beragama Yahudi. Warga Yahudi di Yastrib merupakan keturunan Yahudi yang dikejar Raja Firaun dari Mesir.

"Melihat masyarakat yang plural kemudian Nabi Muhammad memutuskan Muslim pendatang, Muslim pribumi dan umat Yahudi asalkan satu visi dan misi adalah satu kesatuan," ujar Said.

Dia mengatakan ungkapan Nabi yang terkenal adalah tidak boleh ada permusuhan. Seseorang dianggap musuh hanya jika melakukan kezaliman.

"Tak boleh ada permusuhan karena beda agama, beda suku, apalagi beda pilihan gubernur," kata Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement