Jumat 17 Feb 2017 07:37 WIB

Benih Jagung Ganda NASA 29 Wujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan

Benih jagung ganda NASA 29
Foto: Kementan
Benih jagung ganda NASA 29

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Respons petani yang tinggi terhadap calon varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida tongkol ganda "Nakula Sadewa (NASA) 29" diharapkan dapat mendukung swasembada pangan berkelanjutan. Yakni melalui perluasan penggunaan benih varietas jagung hibrida bertongkol ganda pada lingkungan yang sesuai untuk peningkatan produktivitas jagung regional dan nasional.

Kehadiran Nasa 29 bermula dari kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Sumbawa, NTB tahun 2015 silam. Ia tertarik dengan potensi jagung hibrida Balitbangtan yang berpotensi untuk tongkol dua.

Di sisi lain minat petani yang masih tinggi terhadap jagung bertongkol ganda untuk meningkatkan produktiviatas, namun varietas bertongkol dua yang pernah dirilis tahun 1995 telah mengalami degredasi genetik untuk karakter prolifik sehingga jumlah tanaman bertongkol dua pada lingkungan yang sesuai tidak lebih dari 20 persen.

Karena itu Mentan menginstruksikan Kepala Balitbangtan agar pemulia jagung merakit VUB jagung hibrida tersebut. Semua galur yang berpotensi tongkol ganda kemudian saling disilangkan dan terseleksi MRZ 072 sebagai hibrida dengan potensi tongkol ganda di atas 60 persen.

Uji coba produksi benih lantas dilakukan di lahan seluas 10 hektar di Kampung Bajeng, Gowa, Sulawesi Selatan dan Kampung Sandubaya, BPTP NTB, sebelum akhirnya resmi diluncurkan Presiden yang didampingi Mentan pada kegiatan gelar teknologi lahan kering Hari Pangan Sedunia di Boyolali, Jawa Tengah pada 29 Oktober 2016.

Dalam acara itu, 5 Ton benih NASA 29 disumbangkan kepada petani. Sementara sebagian lainnya disebar di sentra pengembangan jagung hibrida. Yaitu 20 hektare (ha) di Sulawesi Selatan dengan provitas 11,5 – 12,6 t/ha, 20 ha di NTB dengan provitas 12,13 – 13,41 t/ha, 10 ha di Sulawesi Utara dengan provitas 12,15 - 13,0 t/ha, 5 ha di Sulawesi Tenggara dengan provitas 11,25 – 12 t/ha,  15 ha di Jawa Timur dengan provitas 12,5 – 13,5 t/ha, 10 ha di Jawa Barat dengan provitas 11,5 – 12,5 t/ha dan 5 ha di Jambi dengan provitas 11,35 – 12 t/ha.

Respons petani pada setiap lokasi pengembangan sangat baik karaena pada umumnya sudah sesuai dengan preferensi petani. Yaitu vigoritas tinggi dengan pertumbuhan cepat, batang besar dengan perakaran yang kokoh sehingga tahan rebah, tahan penyakit bulai, karat dan hawar daun juga toleran kekeringan.

Selain itu ukuran biji yang besar dengan daya tancap yang dalam serta jenggel yang kecil dan keras sehingga rendemennya tinggi dan mudah dipipil. Ukuran tongkol juga besar dan panjang serta stay green sehingga sangat disukai oleh petani jagung karena batang dan daun bagian atas tongkol dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement