REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Provinsi Papua membentuk tim terpadu penanggulangan penyakit zoonosis. Tim ini terdiri atas Balai Karantina Pertanian Jayapura, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kesehatan serta lembaga terkait setempat untuk mencegah masuknya virus antraks ke Bumi Cenderawasih.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Jayapura Mastari, di Jayapura, Jumat (17/2) mengatakan pembentukan tim terpadu penanggulangan penyakit zoonosis ini merupakan langkah antisipasi yang diambil oleh pihaknya untuk mencegah masuknya virus antraks.
"Pasalnya, jika penyakit antraks masuk ke Papua, maka bukan hanya uang, tapi butuh energi yang besar untuk mencegahnya, baik secara ekonomi maupun kesehatan masyarakat," katanya.
Mastari menjelaskan selain itu, upaya lain yang dilakukan oleh pihaknya, adalah jika ada sapi, kerbau maupun kambing hendak masuk ke Papua, sebelumnya dilakukan pemeriksaan di daerah asal, yakni pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Selanjutnya baru dikirim. "Setelah tiba di Papua, kami juga melakukan pemeriksaan yang sama seperti di daerah asal," ujarnya.
Dia menuturkan setelah itu tahun berikutnya dilakukan monitoring atau survei ke lokasi-lokasi penyebaran sapi, kerbau dan kambing. "Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang disebabkan bakteri bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas," katanya lagi.
Dia menambahkan antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan di mana penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun tak dapat ditularkan antara sesama manusia.