REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampai saat ini, sudah ada 15 laporan yang diterima Polda Metro Jaya terkait kasus penipuan investasi bodong yang dilakukan Pendawa Group. Pendiri Koperasi Simpan Pinjam (KSP) tersebut, Salman Nuryanto sampai saat ini masih diburu oleh polisi.
"Pandawa itu sudah ada 15 LP, ada juga yang klarifikasi sekitar 30. Jadi yang lapor sudah 15 orang, yang datang klarifikasi ada 30-an orang, yang datang klarifikasi itu bukan laporan, tapi dia juga korban," ujar Argo saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (17/2).
Argo menuturkan, kasus ini sudah dinaikkan dari penyelidikan ke tingkat penyidikan dan Nuryanto pun sudah ditetapkan menjadi tersangka. Karena itu, pihaknya terus memburu pelaku. Hanya saja, menurut dia, pelaku masih belum diketahui keberadaannya. "Sampai sekarang masih pencarian, sekarang belum kita temukan. Ya itu nanti penyidik yang lebih tahu ada di mana itu," ucapnya.
Argo menyangkal bahwa pihaknya kesulitan dan tidak serius dalam memburu pelaku. Ia hanya mengimbau agar masyarakat yang mengetahui keberadaan pelaku untuk melaporkan kepada polisi. "Yo kalau ini kita cari informasi ya, kalau mas-nya atau siapapun ada yang tahu tempatnya di mana bisa informasikan ke saya," kata Mantan Kabid Humas Polda Jatim tersebut.
Selain memburu pelaku, kata dia, penyidik Ditreskrimsus Polda Metro juga masih terus melakukan pemeriksaan. Menurut dia, sudah ada delapan saksi yang diperiksa oleh penyidik dari 15 laporan yang masuk tersebut. "Selain mencari pelaku kita masih terus pemeriksaan. Ada delapan orang dari yang buat LP 15 orang, semua kita minta keterangan semua," jelas dia.
Dalam kasus ini, diduga juga ada beberapa oknum polisi dan TNI yang terlibat. Namun, menurut Argo, sejauh penyelidikan belum ada temuan tersebut. "Sepertinya tidak ada (oknum polisi dan TNI), kita belum dapat informasi, untuk sementara saat itu," kata dia.
Sementara, pengacara 173 korban yang melaporkan ke Polda, Koto Sitorus beberapa waktu lalu sempat menunjukkan bukti foto keterlibatan oknum TNI di Mapolda Metro Jaya. Namun, ia masih enggan untuk membeberkannya. "Ada ini, tapi nanti saja kalau yang ini (Foto oknum TNI yang diduga menjadi leader) tidak usah diekspos dulu," ujarnya saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Senin (13/2), lalu.