Jumat 17 Feb 2017 17:40 WIB

Bebasnya Suriah, Dakwah Islam Meluas Hingga Asia Tengah

Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.
Foto: library.yale.edu
Peta Rusia dan negara-negara Asia Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyebaran dakwah Islam di Suriah tak berhenti ketika Rasulullah wafat. Khalifah Ar-Rasyidin melanjutkan misi dakwah untuk membuka negeri luar Jazirah Arab untuk mendapatkan cahaya Islam.

Namun, hal tersebut tentu tidaklah mudah, mengingat Romawi Timur atau Byzantium telah menguasai Suriah lebih dari separuh milenium saat Islam baru lahir. Namun, Suriah-lah negeri pertama selain Palestina yang berhasil dibuka pasukan Muslimin sebelum akhirnya Islam meluas ke seluruh Timur Tengah, Eropa, hingga penjuru dunia.

Hugh Kennedy dalam The Great Arab Conquests mengatakan, pembukaan Suriah baru benar-benar dilakukan ketika era Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dia memulai ekspedisi pembukaan negeri subur tersebut.

Kennedy meringkas, operasi pembukaan yang dilakukan Abu Bakar baru dimulai sungguh-sungguh saat tahun 632 Masehi (M). Delapan tahun kemudian, yakni tahun 640 M, seluruh wilayah Suriah merupakan kawasan Muslimin, kecuali Kota Pantai Caesrea.

Abu Bakar telah mengirim empat pasukan kecil untuk beroperasi secara independen di zona perbatasan di sisi timur Laut Mati dan Lembah Yordan. Mereka meletakkan bendera Islam sebagai tanda otoritas. Hal yang unggul dalam strategi Abu Bakar, menurut Kennedy, yakni kemampuan memilih komandan. Kemampuan tersebut sangat penting dalam sejarah negara Islam awal. Salah satu komandan yang unggul adalah Yazid putra Abu Sufyan.

Dalam membangun Suriah, Yazid mengajak serta saudaranya, Muawiyyah. Keduanya membangun basis Islam yang kuat di Suriah. Ketika Yazid wafat maka Muawiyyah melanjutkan peranan komandan utama Muslim di Suriah.

Khalid bin Walid yang diutus untuk wilayah Irak pun membantu Yazid saat pembukaan Damaskus. Dialah yang berhasil mengusir Romawi dari pusat Kota Suriah tersebut.

Namun, peralihan administrasi Suriah pertama setelah pembukaan, diamanahkan kepada Abu Ubaidah. Suriah benar-benar jatuh ke tangan Muslimin ketika kekhalifahan baru berganti dari Abu Bakar ke Umar bin Khattab. Hitti menuturkan, Khalifah Umar segera mengutus Abu Ubaydah, sahabat nabi yang ternama, untuk menjabat gubernur jenderal serta beberapa pejabat teokrasi Madinah untuk memimpin Suriah.

Islamnya Suriah telah membawa banyak hal positif dalam perkembangan Islam. Menurut Hitti, dakwah Islam semakin meluas setelah pembukaan Suriah. Penaklukan yang cepat dan mudah pada wilayah yang strategis tersebut telah menaikkan citra Islam di mata dunia. Dari Suriah, Muslimin membanjiri Mesir, kemudian bergerak membuka seluruh kawasan Afrika Utara.

Penetapan Suriah sebagai markas utama Muslimin, kata Hitti, memungkinkan terjadinya pembukaan Islam ke Armenia, Mesopotamia Utara, Georgia, dan Azerbaizan. Beberapa tahun kemudian, kaum Muslimin berhasil merambah ke kawasan Asia kecil. Selain itu, dengan bantuan pasukan Suriah, Spanyol pun dapat diambil alih.

Spanyol menjadi negara Eropa pertama yang mengenal Islam, bahkan kerajaan Islam pun berdiri di negara tersebut. Dari Suriah, wilayah Muslimin semakin meluas dan kuat. “Kekuasaan Islam semakin meluas kurang dari seratus tahun setelah Nabi wafat,” kata Hitti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement