Jumat 17 Feb 2017 17:57 WIB

Kunjungan Wisman ke Jatim Turun 7,4 Persen

Rep: Binti Solikhah/ Red: Indira Rezkisari
Sebagian Kota Surabaya terlihat dari salah satu gedung bertingkat di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/10).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sebagian Kota Surabaya terlihat dari salah satu gedung bertingkat di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur pada Desember 2016 mengalami penurunan 7,4 persen dibandingkan November 2016. Wisman yang berkunjung ke Jatim mencapai 21.415 kunjungan pada Desember 2016, sementara pada November 2016 jumlahnya mencapai 23.126 kunjungan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, mengatakan, penurunan kunjungan wisman berdampak pada tingkat penghunian kamar (TPK) yang juga turun. Kunjungan paling banyak wisman dari Malaysia yang mencapai 5.434 kunjungan, namun jumlah ini turun 19,04 persen dibandingkan November yang mencapai 6.712 kunjungan.

“Terjadi penurunan 7,4 persen ini terutama wisatawan dari Cina, Jepang, India, dan Australia,” jelasnya kepada wartawan di kantor BPS Jatim, Surabaya, Kamis (16/2).

Secara keseluruhan, jumlah kunjungan wisman ke Jatim selama 2016 tercatat sebanyak 220.570 kunjungan, naik 9,82 persen dibandingkan 2015 yang mencapai 200.851 kunjungan.

Berdasarkan kebangsaan, hampir semua kunjungan wisman dari 10 negara utama jumlahnya turun. Kecuali Singapura dan Korea Selatan yang masing-masing naik 6,87 persen dan 2,40 persen.

Akibatnya, TPK yang pada November 2016 mencapai 61,17 persen turun menjadi 57,48 persen pada Desember 2016. “Mungkin wisatawan-wisatawan ini tidak seluruhnya tinggal di hotel. Mungkin mereka punya mess, atau fasilitas perumahan dari perusahaan,” imbuhnya.

Sementara rata-rata lama menginap tamu (RLMT) asing pada hotel berbintang pada Desember 2016 mencapai 4,35 hari atau naik 2,30 poin dibandingkan November 2016 yang sebesar 2,05 hari. “Meskipun TPK relatif stagnan, tapi RLMT naik dua kali lipat,” ujarnya.

Di sisi lain, BPS kini bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata untuk menghitung jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia. Caranya melalui informasi data roaming terutama untuk pos-pos lintas batas yang letaknya terpencil. Pos-pos ini biasanya tanpa pemeriksaan petugas imigrasi. Secara nasional, terdapat 79 pos lintas batas di 29 kabupaten. Pos yang terletak di 10 kabupaten sudah memiliki tempat pemeriksaan imigrasi. Sementara pos yang berada di 19 kabupaten belum ada tempat pemeriksaan imigrasi. Sehingga BPS memandang perlu mencari cara untuk melacak kunjungan wisman, salah satu caranya menggunakan data roaming.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement