Sabtu 18 Feb 2017 03:27 WIB

Tinggi Gelombang Laut Masih Belum Aman untuk Nelayan

 Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaringnya. (Ilustrasi)
Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaringnya. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) cabang Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Ridwan mengatakan perairan laut di sejumlah kawasan penangkapan ikan dianggap masih belum aman bagi nelayan. "Informasi yang didapat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Pangkalpinang, tinggi gelombang signifikan di jalur penyeberangan Selat Karimata diprakirakan antara 0,5 hingga 2,0 meter, namun ketinggian gelombang maksimum dapat mencapai dua kali dari ketinggian gelombang signifikan," katanya di Sungailiat, Jumat.

Ridwan mengingatkan seluruh nelayan di daerahnya yang melakukan penangkapan ikan dengan berbagai jenis alat tangkap agar tetap mewaspadai tingginya gelombang air laut yang biasanya disertai dengan angin kencang. "Kami minta nelayan untuk secara berteduh disuatu tempat yang dianggap aman jika terjadi gelombang tinggi dan angin kencang, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi hal terburuk bagi nelayan," katanya.

Ridwan mengatakan pasang air laut maksimum di Sungailiat Kabupaten Bangka pada Sabtu (18/2) diprakirakan dapat mencapai 1,76 meter. Tinggi gelombang yang sama juga berpotensi terjadi di perairan utara Pulau Bangka, sedangkan ketinggian gelombang maksimum di Selat Bangka, Selat Gelasa dan selatan Bangka diprakirakan antara 1,0 sampai 2,0 meter. "Faktor alam di perairan laut menjadi penentu bagi nelayan yang melakukan penangkapan ikan, dan saya sarankan agar semua nelayan tetap saling memberikan informasi kondisi di laut dengan nelayan lainnya," kata Ridwan.

Para nelayan diimbau melengkapi kelengkapan keamanan melaut seperti, jaket pelampung, radio, dan peralatan keamanan lainnya yang dapat sewaktu-waktu dipergunakan."Keamanan dari semua ancaman baik masalah alam maupun masalah lainnya harus diutamakan, jangan memaksakan turun melaut kalau kondisi gelombang air laut belum cukup aman untuk melakukan aktivitas penangkapan," jelasnya.

Ridwan mengatakan sebagian besar kapal penangkapan ikan nelayan di Kabupaten Bangka yang tersebar di dermaga perikanan berkapasitas di bawah 10 gross ton dengan jumlah nelayan lebih dari 1.000 orang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement