REPUBLIKA.CO.ID, ATLANTA -- Perubahan iklim memengaruhi pasokan pangan dunia di tiga poin utama yakni kuantitas, kualitas, dan lokasi. Dokter dan peneliti senior kesehatan lingkungan Harvard TH Chan School of Public Health Dr Sam Myers mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dunia, produksi pangan belum pernah meningkat signifikan seperti saat ini.
"Namun di saat yang sama, manusia juga mengubah funamental biologi produksi pangan," kata Myers seperti dikutip Life Science, Jumat (17/2).
Para peneliti yang mendalami perubahan iklim tengah mencari tahu bagaiman perubahan biologis dan fisik yang terjadi di bumi akan berdampak perubahan produksi pangan. Bisa dipastikan perubahan iklim mengurangi jumlah pangan dunia. Awalnya, para peneliti berpikir peningkatan karbon dioksida akan meningkatkan.produksi panga. Penelitian-penelitian terbaru justru menunjukkan sebaliknya.
Kombinasi peningkatan karbondioksida meningkatkan suhu atmosfer dan mengubah presipitasi akan menurunkan produksi pangan utama seperti jagung dan gandung terutama di kawasan tropis. Perubahan iklim juga berpotensi meningkatkan hama pertanian seperti serangga karena burung-burung yang memangsanya akan mengubah pola migrasi mereka.
Lokasi produksi pangan juga akan berubah seiring perubahan iklim, terutama di kawasan tropis. Peningkatan suhu atmosfer akan memberatkan para petani untuk mengolah lahannya. Selain itu, peningkatan suhu laut akan membuat ikan berpindah ke wilayah yang suhunya lebih sesuai.
"Pun di kawasan subtropis. Perubahan suhu akan mengubah mekanisme pertanian di sana yang mengarah pada penurunan produksi," ungkap Myers.
Peningkatan karbon dioksida juga turut menurunkan kualitas bahan pangan. Dalam studi yang Myers dan rekan-rekannya menunjukkan jagung yang terpapar karbon dioksida lebih tinggi menurunkan kadar protein, seng, dan zat besi pada jagung tersebut.
Sementara saat ini pula, kekurangan zat besi dan seng adalah persoalan dalam penanggulangan gizi. Para peneliti masih mencari tahu mengapa peningkatan karbon dioksida juga menurunkan kualitas produk pertanian. Myers memprediksi kurang dari 100 tahun tanaman pangan akan benar-benar kehilangan nutrisinya karena perubahan iklim.