REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Jamaah dan pengunjung berduyun-duyun datang ke Central Date Market yang berada tidak jauh dari Masjid Nabawi. Sebagian besar ingin membeli berbagai buah tangan tradisional untuk dibawa kembali ke negara masing-masing.
Dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (19/2), gelombang jamaah umrah yang ada di pasar terlihat berasal dari berbagai kebangsaan. Tapi, sebagian besar jamaah umrah memang datang khusus untuk membeli kurma, mulai dari yang harga murah sampai mahal sekalipun.
Pelanggan paling banyak datang dari Turki, diikuti Indonesia, Malaysia, Pakistan dan negara-negara Timur Tengah lain. Kepala Asosiasi Koperasi Pertanian Madinah, Hammoud Alitha Al Harbi, menekankan Madinah memang salah satu produsen kurma terbesar Saudi.
Dengan Madinah yang mampu menarik hingga 10 juta jamaah umrah dan pengunjung sepanjang tahun, lumrah rasanya Madinah menjadi penjual utama kurma di Saudi. Ada hampir 18 ribu pertanian kurma, dengan lebih dari 3,5 juta pohon-pohon palem dengan 360 jenis kurmanya.
Dari jumlah tersebut, 20 jenis memproduksi 70 persen produksi kurma Madinah setiap tahun, yang mencapai angka 300 ribu ton. Angka itu telah mewakili 32 persen kurma Saudi, dan menghasilkan sekitar 9 juta saudi riyal pendapatan Saudi per tahun.
Madinah menghasilkan pula varietas kurma terkenal seperti Ruthana dan Rabeia, serta Ajwa, Barni, Majdoul, Anbara dan Safawa yang paling banyak diminta kalangan penduduk dan pengunjung. Statistik menunjukkan, setiap pengunjung membeli rata-rata 5-10 kilogram kurma.