Ahad 19 Feb 2017 23:29 WIB

Menag: Tak Hanya Fisik, Istiqlal Harus Dijaga Kemanfaatannya

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
Anggota pecinta alam membersihkan Masjid Istiqlal di Jakarta, Senin (13/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Anggota pecinta alam membersihkan Masjid Istiqlal di Jakarta, Senin (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai masjid negara, Masjid Istiqlal tak hanya perlu dirawat fisiknya, tapi juga dijaga kebermanfaatannya. Hal itu disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai meninjau proses pembersihan Masjid Istiqlal dan bertemu para relawan yang membantu.

Menag menuturkan, Masjid Istiqlal adalah simbol negara yang tidak hanya banyak dikunjungi wisatawan domestik, tapi juga mancanegara. Tamu negara juga sering kali hadir untuk melihat Masjid Istiqlal.

Oleh karena itu keberadaan Masjid Istiqlal ini harus dijaga dan dipelihara tidak hanya fisiknya sebagai simbol negara, tapi juga kemanfaataannya. Masjid Istiqlal jadi cermin bagi masjid lain.

(Baca Juga: Bersih-Bersih Masjid Istiqlal Cerminkan Toleransi)

Banyak program keagamaan dan kemasyarakatan yang diselenggarakan pengelola Masjid Istiqlal untuk umat. Masjid-masjid lain juga punya ta'mir dan pengurus. Lukman berharap tiap pengurus bisa memakmurkan masjid masing-masing dalam makna yang luas.

"Memakmurkan masjid tidak hanya jadikan masjid sebagai tempat ibadah //mahdhah//, tapi juga mensyiarkan nilai-nilai Islam dengan mengembangkan program kemasyarakatan sehingga nilai kemanfaatan masjid bisa dirasakan masyarakat sekitar," kata Lukman di Masjid Istiqlal, Ahad (19/2).

Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam, mengatakan, saat dilantik, Imam Besar Masjid Istiqlal menyatakan ingin Masjid Istiqlal jadi paru-paru spiritual dunia. Semua kegiatan di Istiqlal beraroma kemasjidan dan itu yang ingin pengelola Masjid Istiqlal berikan untuk umat. "Istiqlal tidak berpintu dan berjendela, semua boleh datang," kata Abu.

Istiqlal terbuka bagi semua selama tidak menjelekkan orang lain. Peserta Aksi Damai 4 November 2016 dan 2 Desember 2016 boleh ditampung di Masjid Istiqlal karena tidak ada orasi. Begitu juga untuk pengembangan ekonomi berbasis masjid. Selama itu mengajak pada kebaikan, Masjid Istiqlal membuka diri.

Kepada umat, pengelola Masjid Istiqlal mengimbau umat untuk mempraktikan Islam dengan baik, terutama saat berkegiatan di Masjid Istiqlal. Saat umat ramai di Masjid Istiqlal, misalnya sampah berserakan.

Juga soal air. Pengelola Masjid Istiqlal mengimbau agar umat menggunakan air sebaik mungkin karena mesin pompa dan mesin pendorong di Masjid Istiqlal sudah tua. Sehingga memang ada saat mesin diistirahatkan sehingga ada saat pasokan air ke keran-keran jadi terbatas. "Jadi, umat Islam bisa berbuat sesuatu untuk Istiqlal dari hal yang kecil seperti menjaga kebersihan dan menghemat air," kata Abu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement