REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap agar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut membantu membangun bangsa melalui pemikiran-pemikiran kritis mereka. Hal ini disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Mulyadi P Tamsir, usai bertemu Presiden di Istana Negara.
"Saya sampaikan juga bahwa HMI karakternya sebagai seorang mahasiswa kritis, idealis, dan independen dan beliau juga bahwa sikap kritis. Independensi yang dimiliki mahasiswa itu harus dipakai sebagai bagian dalam membangun bangsa Indonesia," kata Mulyadi di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/2).
Mulyadi mengatakan, sebagai bagian dari pembangunan bangsa, HMI fokus untuk mengelola sumber daya manusia yang berkualitas dan juga berdaya saing. Dalam pertemuan tersebut, HMI juga menyampaikan surat yang berisi komitmen HMI kepada Presiden, saat menggelar silaturahim nasional serta dies natalis HMI.
"Dalam silaturahmi nasional itu, kita hasilkan 10 komitmen HMI. Ini yang kita sampaikan kepada Pak Presiden," ujar dia.
Mulyadi juga mengatakan, pihaknya turut memberikan masukan terkait penyelesaian berbagai masalah bangsa akhir-akhir ini, termasuk kasus penistaan agama serta persoalan kriminalisasi ulama. Tak hanya itu, berbagai masalah seperti kesenjangan ekonomi dan sosial juga turut dibahas dalam pertemuan ini sehingga tercipta keadilan masyarakat.
"Kita sampaikan harapan kita tentang bagaimana menyelesaikan persoalan keumatan dan kebangsaan juga kasus penistaan agama begitu juga persoalan kriminalisasi para ulama akhir-akhir ini. Itu saya sampaikan supaya bisa segera diselesaikan bagaimana kita jaga stabilitas, dan kita harapkan ada penyelesaian kesenjangan ekonomi, kesenjangan sosial, diskriminasi hukum," kata Mulyadi.