Senin 20 Feb 2017 17:01 WIB

Perompak Filipina Tewaskan Pelaut Vietnam dan Culik Tujuh Orang

Juru bicara Abu Sayyaf, Abu Sabaya (kanan) bersama anggota militan di Basilan, Filipina.
Foto: AP Photo/File
Juru bicara Abu Sayyaf, Abu Sabaya (kanan) bersama anggota militan di Basilan, Filipina.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Kelompok bersenjata di perairan Filipina selatan menewaskan salah satu awak kapal Vietnam dan menculik tujuh orang lain dalam serangan terkini oleh kelompok perompak, kata laporan patroli laut Filipina, Senin (20/2).

Patroli laut dan anggota marinir menyelamatkan 17 warga Vietnam, bagian dari 25 awak kapal MV Giang Hai, yang mengalami serangan pada Ahad malam (19/2) di dekat Pulau Baguan di Tawi-Tawi sebagai wilayah terdekat dengan markas kelompok garis keras pimpinan Abu Sayyaf.

Juru Bicara patroli laut Komandan Armand Balilo mengatakan penyelidikan dilakukan dan patroli laut melakukan pengejaran melalui koordinasi dengan militer dan kepolisian. Dengan persenjataan memadai dan dilengkapi kapal cepat serta perangkat navigasi canggih, Abu Sayyaf adalah persoalan pelik bagi militer Filipina, yang gagal mencegah perompakan dan penculikan di wilayah tersebut, meskipun sebagian besar tentara dikerahkan di Kepulauan Sulu.

Kelompok berjaringan dengan ISIS itu sering terlibat dalam perompakan dan mengayau sejumlah tawanan saat permintaan uang tebusan tidak dipenuhi. Sebelum serangan terkini itu, kelompok tersebut telah menawan 27 sandera, demikian menurut laporan mengenai penculikan dan hanya beberapa yang dibebaskan.

Sejumlah tawanan tersebut merupakan pelaut yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Juga ada beberapa yang dari Filipina, seorang dari Belanda, seorang dari Jerman, dan seorang lagi dari Jepang. Peningkatan pembajakan di lepas pantai

Filipina memaksa pemilik kapal untuk mengalihkan pelayarannya melalui perairan lainnya sehingga membutuhkan tambahan biaya dan waktu pengiriman barang. Pada bulan lalu, Presiden Rodrigo Duterte meminta China membantu memerangi kelompok keras tersebut dengan mengirimkan kapal patroli di wilayah perairan berbahaya itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement