Senin 20 Feb 2017 17:42 WIB

Mesin Panen 'Multi Komoditas' Dukung Upaya Swasembada Jagung di Indonesia

Mesin Panen 'Multi Komoditas'
Foto: ist
Mesin Panen 'Multi Komoditas'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menargetkan swasembada jagung sampai tahun 2017, dengan jumlah produksi mencapai 25 juta ton per tahun. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Menteri Pertanian pada berbagai kesempatan bahwa tahun2017 Indonesia akan stop impor jagung.

Target tersebut tidaklah mudah, namun dapat dicapai dengan cara meningkatkan produktivitas maupun penanganan panen dan pascapanen yang benar. Banyak tahapan yang dilakukan pada saat panen dan pascapanen, mulai dari panen, pengupasan, pengeringan, pemipilan, penyimpanan dan pengangkutan.

Dari semua proses tersebut, tahapan pemipilan yang paling tinggi peluang kehilangan hasil mencapai 8%. Sehingga, proses tersebut dianggap sebagai proses kritis dalam penanganan pascapanen.

Selama ini sebagian besar masyarakat dalam memanen masih melakukan dengan cara manual, sehingga membutuhkan waktu yang lama dan tenaga kerja yang tidak sedikit, sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan yang semakin tinggi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan pengembangan rekayasa Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yaitu prototipe mesin pemanen jagung yang sekaligus bisa melakukan proses pemipilan.

Tahun 2016 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Badan Litbang Pertanian telah melakukan kegiatan pengembangan mesin pemanen jagung melalui proses reverse engineering dari mesin pemanen padi. Mesin tersebut diubah pada bagian-bagian utama yang mempengaruhi kinerja mesin, yang disesuaikan dengan karakteristik tanaman jagung.

Mesin Pemanen Multi Komoditas

Mesin ini telah di launching oleh Menteri Pertanian pada Juni 2016 di BBP Mektan Serpong. Mesin ini juga telah mempunyai pedaftaran paten nomor : S-00201604769, serta telah dilakukan kerjasama lisensi dengan 3 perusahaan meliputi : PT Rutan, CV. Adi Setia Utama Jaya dan PT. Bhirawa.

Mesin pemanen multi komoditas hasil pengembangan Badan Litbang Pertanian tersebut dapat digunakan untuk memanen jagung maupun padi, merontok, membersihkan dan mengarungkan dalam satu kali proses. Mesin dengan roda krepyak (crawler) dari karet, dapat dipergunakan untuk lahan agak basah maupun lahan kering.

Mesin yang digerakkan oleh motor diesel 43 HP ini juga dilengkapi dengan rangkaian pisau potong, pengarah, perontok dan ayakan yang dapat disetel untuk merontok jagung maupun padi. Mesin digunakan untuk memanen jagung, bagian pengarah (header) berbentuk segitiga. Untuk bagian perontok, jarak antara gigi pemukul dengan concave sebesar 2,5-3 cm, bagian ayakan pertama plat perforated berdiameter 15 mm serta ayakan kedua berdiameter 12 mm.

Untuk dapat dipergunakan memanen padi, bagian pengarah (header) mesin diganti dengan bentuk segi lima, bagian perontok jarak antara bagian pemukul dengan concave dirubah menjadi 1-1,5 cm serta ayakan dirubah menjadi berukuran 10 mm, untuk ayakan pertama dan ayakan kedua dengan kawat ram berukuran 12x12 mm.

Mesin multi komoditas mempunyai dimensi (pxlxt) 4.350 x 2.270 x 2.280 mm, dengan bobot 2150 kg, semua biomasa yang dipotong diumpankan ke mesin (whole feeding), dengan operator naik di atas mesin untuk operasi panen dan kemudi mesin, lebar kerja 160 cm dengan 3 baris pemotongan tanaman jagung.

Kapasitas kerja dengan menggunakan mesin multi komoditas untuk memanen jagung mencapai 4-7 jam, sesuai dengan kondisi lahan, kadar air jagung yang dipanen serta keterampilan operator. Tingkat kehilangan hasil (susut hasil) kurang dari 3%.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement