REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarah mencatat, Merv melahirkan salah satu ilmuwan Muslim hebat generasi awal, Ahmad Ibnu 'Abdallah al-Marwazi atau yang lebih dikenal sebagai Habash al-Hasib. Ia merupakan ahli astronomi pada era Raja al-Ma'mun dan al-Muttasim.
Habash al-Hasib melakukan observasi pada 825-835 M dan menyelesaikan tiga tabel astronomi. Salah satu tabel astronomi yang terkenal adalah tabel Mumtahin yang merupakan karya kolektif para ahli astronomi pada era Raja Al-Ma'mun.
Saat gerhana matahari pada 829 M, Habash al-Hasib memberi petunjuk pengamatan ringkas terkait prediksi waktu terjadinya gerhana dengan memperhatikan posisi matahari. Metode yang kemudian umum digunakan para ahli astronomi lainnya. Kecintaan pada astronomi ini menurun kepada anaknya, Djafar yang kemudian dikenal pula sebagai salah satu ahli astronomi Islam.
Ahli astronomi dan matematikawan lain dari Merv adalah al-Saghani. Ia mengikuti jejak Banu Musa yang mendalami segi tiga dan merumuskannya sebelum dilakukan ilmuwan Yunani. Ada pula Ibnu Ahmad al-Kharaqi yang juga dikenal sebagai al-Marwazi dari Kharaq, dekat Kota Merv.
Beberapa karya Ibnu Ahmad al-Kharaqi antara lain kitab Muntaha al-Idrak fi Taqsim al-Aflak, kitab Al-Tabsira fi 'Ilm al-Haya', kitab Al-Risala al-Shamila, dan kitab Al-Risala al-Maghribiya. Sayang, dua kitab terakhir tak berhasil diselamatkan. Salah satu bagian kitab Muntaha mendeskripsikan lima samudra yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin.
Ilmuwan Muslim lain yang lahir di bumi Merv adalah sejarawan Al-Tamimi al-Sam'ani. Ia lahir di Merv pada 1113 dan wafat di Merv pula pada 1166. Al-Tamimi melanjutkan penulisan sejarah Baghdad yang sudah dimulai al-Khatib. Ia juga melakukan studi tentang marga-marga Arab beserta silsilahnya yang ditulis ke dalam delapan volume buku.
Marga-marga dari orang-orang terkenal ia kumpulkan saat ia melakukan perjalanan. Kitab bernama An-Ansab itu mencakup marga Persia, Transoxiana (Uzbekistan dan Kazakhstan), dan Asia Tengah. Kitab Al-Ansab yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan The Lubab, kemudian dikompilasi oleh seorang sejarawan bernama Ibnu al-Athir.
Sayangnya, tak ada kitab Ansab yang lengkap. Penelusuran karya lengkap Al-Tamimi seharusnya bisa dilakukan melalui karya Ibnu al-Athir dan al-Suyuti. Karya-karya Ibnu al-Athir dan al-Suyuti juga sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman.