REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menghadapi Perang Salib pada 1095-1291, Dunia Islam harus pula mengalami serangan dari kerajaan di Timur, Mongol. Pada 1220, Genghis Khan dan pasukannya menyerang wilayah kekuasaan Muslim.
Hanya dalam setahun, pasukan yang dikomandani anak Genghis, Jagtai, memorak-porandakan wilayah Islam dan membunuh tak kurang dari 30 ribu Muslim. Bukhara dibumihanguskan, Samarkand dan Balkh diacak-acak. Pasukan Mongol juga merusak bendungan Laut Aral yang menyebabkan kekeringan hebat seratus tahun kemudian.
Merv juga tak luput dari sentuhan kasar Pasukan Mongol. Merv dibakar, banyak perpustakaan hangus karenanya. Kejayaan ilmu pengetahuan di Merv jadi abu setelahnya. Masjid, fasilitas umum, dan makam Suntan Sanjar juga ditelan api. Sebanyak 1,3 juta orang kehilangan nyawa.
Ibnu al-Athir menuliskan serial penyerangan Pasukan Mongol ini dalam catatannya. Ia menggambarkan betapa mengerikannya serangan yang dilakukan Bangsa Mongol. "Ini bencana besar yang tak pernah terjadi sebelumnya. Pasukan Mongol tak membiarkan tiap kota yang mereka lalu. Mereka membunuh perempuan dan lelaki, anak-anak dan dewasa,'' tulis al-Athir.
Perusakan itu bahkan, masih bisa dilihat seorang pengelana Muslim kenamaan, Ibnu Battuta yang menelusuri kota-kota itu seratus tahun pascapenyerangan Mongol. Saat Ibnu Battuta mengunjungi Merv pada abad 14, masih terlihat kerusakan parah di sana-sini.