Senin 20 Feb 2017 21:01 WIB

Puluhan Rumah Warga Cirebon Terancam Abrasi Sungai Cimanis

Rep: Lilis Handayani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Abrasi pinggir sungai/ilustrasi
Foto: Walhi
Abrasi pinggir sungai/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Sedikitnya 22 unit rumah warga di Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon terancam  longsor. Hal itu menyusul abrasi sungai Cimanis yang letaknya berdekatan dengan puluhan rumah warga tersebut.

 

Berdasarkan informasi, dari 22 unit rumah warga itu, ada enam unit rumah serta satu mushala yang kondisinya paling parah. Pasalnya, keenam rumah dan satu mushola tersebut letaknya sangat dekat dengan tebing sungai.

 

‘’(Enam rumah dan satu mushala itu) nyaris terlihat menggantung,’’ ujar Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon, Eman Sulaeman, Senin (20/2).

 

Menurut Eman, tanah yang ada di tebing sungai Cimanis saat ini terus tergerus. Hal itu menyusul adanya luapan dan derasnya arus Sungai Cimanis. Eman menilai, untuk mengatasi kondisi tersebut, maka seharusnya dibuatkan senderan sehingga air tidak terus menerus menggerus tepi sungai. Pihaknya pun sudah melaporkan kondisi tersebut kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung yang berwenang mengatasinya.

 

Namun, berdasarkan informasi, pembuatan senderan dan normalisasi sungai baru akan dilakukan setelah lelang dilakukan. Yakni sekitar April atau Mei mendatang. Untuk menghindari timbulnya korban jiwa, pihak BPBD telah merencanakan relokasi terhadap warga yang rumahnya berada di bibir tebing sungai. ‘’Tapi untuk dana dan lokasi relokasinya, masih kita cari dulu,’’ kata Eman.

 

Sementara itu, tak hanya mengancam 22 unit rumah warga, abrasi Sungai Cimanis sebelumnya bahkan sudah membuat sejumlah rumah warga ambruk.

 

Koordinator Tagana Kecamatan Susukanlebak, Yopi Pramudhita menyebutkan, rumah yang ambruk itu tersebar di tiga desa di Kecamatan Susukanlebak. Yakni empat rumah di Desa Karangmangu, dua rumah di Desa Kaligawe Wetan, dan delapan rumah di Desa Kaligawe. ‘’Penghuninya sudah mengungsi ke rumah keluarga masing-masing,’’ terang Yopi.

 

Yopi menambahkan, di puncak musim hujan seperti sekarang, warga yang rumahnya berada di bibir tebing sungai agar meningkatkan kewaspadaannya. Pasalnya, saat hujan turun, debit sungai akan bertambah sehingga membuat tebing sungai rawan tergerus.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement