Penjara Haiti: Puluhan narapidana berjejalan di salah satu ruangan penjara di salah satu Lapas di Port Au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Salah satu bangsal bagi napi yang menderita sakit di Lapas di Port Au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Seorang narapidana menjual rokok kepada sesama narapidana. Pihak lapas seringkali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan ransum sehari-hari penghuni lapas. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Puluhan narapidana yang sakit terbaring di bangsal rumah sakit Lapas di Port Au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Ransum yang seringkali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari penghuni lapas di Port au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Seorang narapidana yang terbaring sakit di salah satu Lapas di Port Au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
Penjara Haiti: Jenazah seorang narapidana yang meninggal karena kekurangan gizi di salah satu Lapas di Port Au Prince Haiti. (FOTO : Dieu Nalio Chery/AP)
inline
REPUBLIKA.CO.ID, PORT AU PRINCE -- Seringkali kita mendengar keluhan lembaga pemasyarakatan di Tanah Air yang melebihi kapasitasnya. Kondisi yang menyebabkan pengawasan dan pembinaan terhadap warga binaan lapas tidak maksimal. Alih-alih membina para narapidana agar menyadari kesalahan dan menyesali kejahatannya, lapas menjadi arena tersendiri untuk melakukan tindakan kriminalitas hingga menyerap ilmu baru dalam tindakan kriminal.
Namun kondisi yang serupa kerap ditemukan di negara berkembang lain seperti Haiti. Buruknya kondisi beberapa lapas di negara ini berada di titik ekstrem. Selain jumlah penghuninya yang melebihi kapasitas. Kondisi kesehatan penghuninya begitu buruk, hingga ditemukan kasus kekurangan gizi yang dialami penghuninnya. Pihak penuntut dan aktivis HAM negeri itu telah lama mewanti-wanti kondisi ini. Namun nampaknya perbaikan kondisi mereka masih jauh panggang dari api.
sumber : AP Photo
Advertisement
Ikuti Whatsapp Channel Republika
