REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD-PBNU) menggelar rapat kerja nasional 20-21 Februari 2017. Rakernas digelar dengan mengusung tema Membangkitkan Islam Ramah Untuk Indonesia Berkeadaban.
Rakernas dibuka lantunan ayat suci Alquran dan shalawat badar, dilanjutkan menyanyikan Indonesia Raya serta Hubbul Wathon yang merupakan mars Nahdlatul Ulama (NU). Ketua Panitia Rakernas Bukhori Muslim mengatakan, ada dua program unggulan LDNU, yang diharap benar-benar jadi corong PBNU.
"Pertama menggempur dakwah melalui teknologi yaitu media sosial, serta membentuk pelatihan kader dakwah nusantara," kata Bukhori, Senin (20/2).
Ketua LD PBNU Maman Imanulhaq mengingatkan, dakwah NU tidak boleh monoton karena sudah memiliki tradisi yang sangat kuat di Indonesia. Maka itu, LDNU sebagai corong yang senantiasa diamanatkan PBNU, bisa maju terus berkompetisi secara global tapi tidak meninggalkan syariat Islam.
"NU yang setia kepada nilai Islam, NU yang setia kepada nilai Indonesia, dan karena NU hadir untuk merangkul dan bukan untuk mencaci maki," ujar Kang Maman.
Rakernas turut dihadiri Ketua Umum PBNU KH Sa'id Aqil Siroj, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin. Rakernas diisi pula oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, serta Sidarto Danusubroto yang merupakan Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia.
Untuk hari pertama, rakernas memiliki agenda penyampaian paparan Rencana Kerja Lanjut (RKL) dari divisi-divisi LD PBNU, serta laporan kemajuan masing-masing Pimpinan Wilayah LDNU. Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, rencananya akan menutup rangkaian rakernas untuk hari pertama.