REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pilkada Gubernur DKI telah berlangsung. Meski belum ada keputusan resmi KPUD Jakarta, namun bisa dipastikan tidak ada yang lolos satu putaran. Berikutnya, akan ada putaran kedua yang hanya akan diikuti pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot.
Ketua Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali M Dai berharap, agar kaum muslimin di DKI Jakarta yang pada putaran pertama yang lalu memilih calon pemimpin yang non-Muslim, agar bertaubat dan menunjukkan kesahehan taubatnya dengan memilih calon yang Muslim di putaran kedua.
Athian seperti dikutip dari laman Annasmedia.com, mengatakan, secara syariat yang juga telah disepakati oleh jumhur ulama, haram hukumnya memilih pemimpin yang non-Muslim. Bahkan, hal itu pun sangat berpotensi menggugurkan keimanan jika tidak meyakini sekian ayat Alquran yg secara ekspkisit melarangnya.
"Di sisi lain, kita semua maklum, didukung partai-partai berazaskan Islam atau berbasis massa Islam. Yang mana klaim Ini harus dibuktikan dalam putaran kedua nantinya," katanya.
Dikatakan Athian, Pilkada DKI putaran kedua akan menjadi pertaruhan sekaligus pembuktian bagi partai-partai berbasis Islam yang di Pilkada putaran pertama mendukung calon yang tidak lolos diputaran kedua. Apakah partai-partai tersebut betul menyuarakan dan mewakili umat Islam atau hanya sekedar jargon mendulang suara saja. Kesungguhan tersebut, menurutnya, harus disuarakan oleh para pengurus partai dan tidak bermain mata atau pragmatis melihat realita politik.
“Kalau sampai partai-partai yang berbasis massa Islam tersebut mendukung calon gebernur non-Muslim, maka itu sama dengan mereka membuka tabirnya sendiri, bahwa selama ini, hanya membohongi Ummat Islam dan hanya memanfaatkan suara ummat untuk meraih kekuasaan. Sementara kepentingan dan agenda umat Islam tidak sungguh-sungguh mereka perjuangkan,” ujarnya.
Jika itu terjadi, sambung Athian, maka sudah saatnya ummt Islam mengucapkan selamat tinggal kepada partai-partai tersebut yang nyata-nyata telah mengkhianati umat. Jika perlu, tegasnya, umat Islam menyatakan 'talak tiga' dan bersumpah untuk tidak akan pernah memilih partai tersebut di pemilu dan pilkada mendatang.
Sementara itu menanggapi langkah salah satu partai berbasis massa Islam yang akan melakukan istikharah dalam menentukan dukungan pada pilgub DKI putaran kedua mendatang, Athian mengatakan, upaya tersebut sangat jauh dari tuntunan syariat. Sebab, kata dia, beristikharah hanya dalam masalah yang belum jelas atau meragukan, sehingga perlu memohon petunjuk Allah SWT. “Sementara dalam memilih calon pemimpin sudah sangat jelas aturan dan hukumnya," ucapnya.