Selasa 21 Feb 2017 09:49 WIB

Meski Hujan, Peserta Aksi 212 Terus Berdatangan

Rep: Ali Mansur/ Red: Ilham
Masa aksi 212 memadati depan gedung DPR/MPR, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (21/2).
Foto: Republika/Eko Supriyadi
Masa aksi 212 memadati depan gedung DPR/MPR, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bawah hujan yang terus mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya, rombongan peserta aksi 212 jilid II terus berdatangan dari berbagai penjuru Ibu Kota. Begitu juga ratusan mahasiswa yang ikut melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Selasa (21/2).

Massa aksi menuntut pemberhentian gubernur Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menjadi terdakwa. Selain itu, meminta aparat menghentikan kriminalisasi ulama, penangkapan aktivis mahasiswa, kembalikan kedaulatan bangsa, dan kembalikan ke UUD 1945 yang asli.

Aksi unjuk rasa 212 jilid II yang digagas oleh Forum Umat Islam (FUI) ini mulai memadati depan Gedung DPR/MPR RI sejak pukul 07.00 WIB, pagi. Mereka menggunakan jas hujan untuk sekedar melindungi dirinya dari hujan. Kendati hujan masih belum berhenti, mereka mulai menyampaikan orasinya dan meminta agar anggota DPR RI dan juga pemerintah mendengarkan tuntutannya.

"Hukum harus ditegakkan segera. Kami ingin revolusi," teriak salah satu orator dari kalangan mahasiswa.

Sebelumnya, Ketua Pusat Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi), Usamah Hisyam menegaskan, apabila besok Presiden Joko Widodo tidak mencopot dan menonaktifkan Ahok, maka para peserta aksi akan bermusyawarah dengan para pimpinan aksi untuk memutuskan langkah selanjutnya. Bahkan, kata Usamah, tidak menutup kemungkinan mereka akan menginap selama tiga hari tiga malam.

"Kalau kita dengar dari rapat korlap yang diikuti 250 korlap, mereka menginginkan menginap tiga hari tiga malam sampai dipenuhi tuntutannya," kata Usamah saat menemui pimpinan DPR RI, Senin (20/2), kemarin. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement