REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selasa (21/2) ini merupakan hari yang melelahkan buat Nazlah Aini. Karyawati yang bekerja di sebuah perusahaan swasta yang berkantor di kawasan Senayan harus menghabiskan waktu empat jam untuk sampai di kantornya.
Perempuan yang tinggal di Kelurahan Bintara Jaya, Bekasi Barat--berjarak sekitar 4 km dari Pondok Kopi, Jakarta Timur--berangkat dari rumahnya pada pukul 05.36 pagi menggunakan mobil. Awalnya, ia hendak diantarkan langsung oleh sopirnya ke kantornya di Plaza Asia, tepat di depan pusat perbelanjaan Plaza FX, Senayan.
Akan tetapi pertimbangan hujan deras, pemberlakukan plat nomor genap-ganjil, dan kemungkinan pengalihan arus lalu lintas terkait aksi 212, membuatnya memutuskan menggunakan bus jurusan Bekasi-Blok M.
Normalnya, dari rumahnya menuju tempat pemberhentian bus di Jalan Cut Mutia Raya, dekat kampus Unisma, Bekasi hanya memakan waktu paling lama 35 menit. Akan tetapi hujan deras yang turun sejak Selasa dini hari membuat akses sejumlah jalan yang dilaluinya terputus.
"Biasanya dari rumah saya keluar menuju Bintara Raya, lewat Pasar Kranji, terus ke Jalan KH Noer Ali. Tapi karena jalan Bintara Raya terputus dan Jalan Kalimalang di bawah tol Jorr juga tak bisa dilalui, saya harus memutar ke Jalan I Gusti Ngurah Rai untuk kemudian masuk ke Jalan Sudirman. Tapi, jalanan sangat macet, terutama dari sekitar flyover Summarecon ke traffic light persimpangan Jalan KH Noer Ali dan Jalan Jenderal Ahmad Yani," kata perempuan berdarah Batak ini.
(Baca juga: Kali Cakung Meluap, Jalan Bintara Raya Terputus)
Alhasil, ia baru bisa tiba di Jalan Cut Mutia pada pukul 07.05. Beruntung saat ia sampai, bus Mayasari Bhakti 05 yang biasa ditumpanginya tepat berhenti mengangkut penumpang. Ia pun langsung naik dan bus kemudian berjalan.
Tapi, bukan berarti masalah berakhir. Nazlah harus duduk lama di dalam bus tersebut. Sebab kemacetan sudah menanti bus yang ditumpanginya di sepanjang jalan tol Bekasi Barat menuju Cawang. Ia menjelaskan, bus yang ditumpanginya kemudian butuh waktu setengah jam hanya untuk melewati pintu tol Halim.
"Saya baru tiba sekitar setengah sepuluh tadi. Jadi sejak dari rumah saya sudah menghabiskan waktu empat jam untuk sampai di kantor ini," katanya.
Ia mengaku bersusah payah menembus kemacetan karena sehari sebelumnya sudah absen juga akibat banjir. "Tak enak kalau sampai izin lagi karena banyak orang juga mengalami kendala serupa, tapi tetap bisa bekerja," jelasnya.