Selasa 21 Feb 2017 15:00 WIB

Kapolda Metro Jaya Klaim tak Ada Kriminalisasi Ulama

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Ilham
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan
Foto: Republika/Prayogi
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya, Irjen M Iriawan menjawab tuntutan massa aksi 212, untuk menghentikan kriminalisasi terhadap ulama. Menurut Iriawan, kepolisian tidak pernah ada niat untuk melakukan kriminalisasi terhadap siapapun, termasuk ulama.

''Tidak ada kriminalisasi, orang ada laporan polisi harus terima,'' kata Iriawan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (21/2).

Iriawan menjelaskan, prosedur penangan ustadz Bachtiar Nasir dan sejumlah tokoh Islam, khususnya dugaan TPPU alias dana Aksi Bela Islam sudah sesuai prosedur. Prosedurnya mulai dari penyelidikan, apabila ada bukti tindak pidana, maka ditingkatkan ke penyidikan, lalu pemeriksaan saksi dan juga saksi ahli.

''Sehingga sampai sekarang tidak ada kriminalisasi. Apalagi terhadap ulama. Laporannya ada kami terima, tidak ngarang-ngarang. Sampai sekarang kami firm terhadap kasus itu. Pelaporannya ada, penyelidikannya ada, temuannya ada, ditingkatkan kepenyidikan, saksinya juga ada, itu lengkap semua, di mana kriminalisasinya?'' ucap dia.

Oleh karena itu, Iriawan menegaskan siap bertemu dengan Komisi III DPR untuk menjelaskan kasus tersebut. Mereka siap membuka kasus TPPU itu kepada DPR. Bahkan, dirinya siap membuka secara terang benderang temuan-temuan penyidik.

''Kami justru senang akan jelaskan di Komisi III, tidak semua ulama, yang ada laporannya saja,'' jelas dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement