REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah negara-negara Barat diminta mengatasi korupsi dalam pendanaan militer. Hal ini harus dilakukan khususnya untuk melawan terorisme yang terjadi di Timur Tengah.
Tranparency Internasional menuding sejumlah negara seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris menjadi penggerak utama terorisme terjadi di Timur Tengah. Karena itu, organisasi ini meminta adanya akuntabilitas dalam anggaran militer.
Menurut Transparency Internasional, dengan korupsi yang terjadi dalam pendanaan militer di Timur Tengah membuat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengambil keuntungan. Kelompok militan tersebut dapat merekrut lebih banyak orang dengan alasan demikian. ISIS akan bertindak sebagai penangkal tindakan tidak jujur yang dilakukan pemerintah Barat.
"Korupsi menjadi seruan dan modus operandi utama oleh ISIS yang bertindak seolah menjadi penghalang hal itu dalam usaha merekrut banyak orang," ujar Direktur Transparency Internasional Pertahanan dan Keamanan, Katherine Dixon dilansir BBC, Selasa (21/2).
Organisasi internasional yang selama ini berkampanye melawan korupsi pemerintahan di dunia itu menjelaskan salah satu cara ISIS mempengaruhi banyak orang untuk bergabung. Kelompok teroris itu menyoroti tindakan yang salah dari negara-negara Barat, termasuk sekutu di Timur Tengah.
Selain itu, korupsi yang terjadi melemahkan kekuatan militer di negara yang berperang melawan ISIS seperti Irak. Menurut Transparency Internasional, kemungkinan tidak banyak tentara yang benar-benar bekerja, meski pembayaran terus dilakukan.