REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jawa Barat menyatakan, kerusakan jalan nasional (total panjang jalan nasional di Jawa Barat 1.700 kilometer) di sejumlah wilayah di Jawa Barat diperkirakan mencapai 40 persen dari total panjang jalan yang ada.
"Jadi perbandingannya 40 banding 60, dengan rincian yakni 40 persen rusak, 60 persen dalam keadaan baik," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Ruang Jawa Barat M Guntoro, di Bandung, Selasa (21/2).
Menurut dia, selama ini anggaran dari pemerintah pusat tidak terlalu besar untuk merawat ruas nasional sehingga hal tersebut membuat sejumlah titik mengalami kerusakan. Kerusakan terjadi merata di seluruh wilayah Selatan, Tengah dan Utara walaupun kategori kerusakan bisa dipetakan berat dan sedang namun karena faktor perawatan yang tidak maksimal membuat kemantapan jalan terganggu.
"Wilayah Pantura itu jalan bagus, tapi lubangnya banyak dan dalam. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sendiri mengetahui itu," kata dia.
Walaupun kategori kerusakan sedang, lanjut Guntoro, namun kondisi ini menurutnya membuat arus kendaraan tidak nyaman dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menggelontorkan dana sekitar Rp 400-Rp 500 miliar untuk perawatan jalan di Jabar. "Memang besar. Tapi kita tidak tahu detilnya diarahkan kemana, kemungkinan seluruh ruas," ujarnya.
Menurut dia kerusakan jalan nasional diakuinya juga menjadi beban pihaknya terutama saat terjadi bencana alam seperti longsor seperti tertutupnya jalur Kuningan-Majalengka akibat longsor akhir pekan yang mengakibatkan akses kendaraan menuju Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya dan Majalengka terputus.
"Oleh karena itu, kami diminta membantu dengan melakukan pengurugan jalan amblas tersebut untuk tindak tanggap, padahal tahun ini kami tidak memiliki dana tanggap darurat," ujar Guntoro.