REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia mengatakan hingga saat ini penyebab kematian saudara seayah pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un, Kim Jong-nam belum dapat dipastikan. Identitas korban juga masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut, mengingat tidak ada keluarga yang memberi keterangan.
Kim Jong-nam tewas setelah diduga mendapat serangan dari dua perempuan saat berada di terminal keberangkatan Bandara Internasional Kuala Lumpur pada Senin (13/2). Ia diyakini terkena cairan kimia yang di wajahnya.
Meski sebelumnya pihak berwenang Malaysia telah mengidentifkasi korban sebagai Kim Jong-nam, namun pengumuman resmi belum dilakukan. Berbagai spekulasi mengenai pembunuhan kakak dari Kim Jong-un itu hingga saat ini terus berdatangan.
"Penyebab kematian dan identitas korban masih belum dapat kami umumkan secara resmi," ujar direktur jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, Selasa (21/2).
Baca: Kim Jong-nam Hidup dalam Ketakutan
Sejauh ini, kepolisian Malaysia telah menangkap dua perempuan berpaspor Indonesia dan Vietnam, seorang pria asal negara itu sendiri, dan seorang pria Korut bernama Ri Jong Chol. Pihak berwenang masih mencari empat warga Korut lainnya yang diduga melarikan diri dan telah meminta bantuan Interpol untuk melacak mereka.
Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sebelumnya menyampaikan tuduhan bahwa Pemerintah Korut berada di balik pembunuhan Kim Jong-nam. hal itu, disebut sudah direncanakan bertahun-tahun lalu, namun sebelumnya menemui kegagalan.
Kim Jong-nam yang akan melakukan perjalalan ke Makau, Cina dilaporkan tidak menggunakan identitas dengan nama aslinya. Ia tinggal di Negeri Tirai Bambu sejak sekitar 2003 bersama dengan istri dan anaknya.
Menurut laporan yang beredar, anak tertua dari mantan pemimpin Korut Kim Jong-il itu tidak tertarik meneruskan kekuasaan sang ayah. Ia lebih memilih kehidupan di luar negaranya, hingga kemudian dikenal sebagai pemain kasino.
Meski demikian, ia disebut tetap dianggap sebagai orang yang mengancam rezim pemerintahan Korut yang dipimpin adiknya Kim Jong-un. Upaya pembunuhan terhadap Kim Jong-nam dilaporkan pernah terjadi pada 2012 lalu, tetapi diduga digagalkan oleh intelijen Cina.