REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden direncanakan untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia. Rencananya kunjungan berlangsung pada 26 Februari.
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan, kunjungan ini ditujukan untuk memperkuat hubungan antara negara yang bertetangga agar saling menguntungkan dan menghormati. Maka, pendekatan yang dilakukan pun dengan cara 'people to people'.
"Kita juga akan bahas IA-CEPA (kerja sama Indonesia-Australia), termasuk dengan beberapa investasi," kata Fachir di Istana Negara, Selasa (21/2).
Fachir menjelaskan, dalam kunjungan ini Presiden akan diterima langsung oleh Gubernur Jenderal. Presiden yang didampingi sejumlah menteri juga akan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia yang turut didampingi sejumlah menteri. Pertemuan ini akan membahas bisnis antarkedua negara.
Kerja sama antara Indonesia dan Australia memang sudah berlangsung cukup lama. Hal ini bisa terlihat dari peminat bahasa Indonesia oleh masyarakat Australia. Sedikitnya sekitar 160 ribu orang Australia belajar bahasa Indonesia. Dengan perkembangan ini, kerja sama yang akan dilakukan bukan hanya investasi industri, tapi juga promosi budaya dan destinasi pariwisata yang ada di Indonesia.