Rabu 22 Feb 2017 02:32 WIB

Pemerintah Targetkan Pembangunan Turap Jebol di Bukit Duri Selesai Tiga Hari

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
 Warga melintas di dekat mobil yang terendam air luapan Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Prayogi
Warga melintas di dekat mobil yang terendam air luapan Sungai Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya dua segmen turap di bantaran sungai Ciliwung, Bukit Duri jebol. Jebolnya turap ini mengakibatkan banjir menggenangi kawasan pemukiman di wilayah tersebut.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat T. Iskandar mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan parapet tinggal menunggu waktu yang tepat untuk pemasangan.

"Tiga hari selesai, alat sudah siap. Begitu surut akan dilakukan pengerjaannya," katanya saat melakukan tinjauan ke Sungai Ciliwung, Selasa (21/2).

Sebenarnya, kata dia, pembangunan turap akan dilakukan pagi tadi, namun hujan membuat pihaknya melakukan penundaan. Akan ada dua segmen yang dibangun dengan panjang masing-masing 12 meter.

Sementara itu, terdapat sebuah mushola yang berada di tengah sungai Ciliwung. Rabu (22/2) pagi, kata Iskandar, pihaknya akan melakukan pembicaraan terkait keberadaan mushola tersebut untuk melancarkan normalisasi Sungai Ciliwung.

Dalam kesempatan tersebut, Iskandar bersama Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso dan Koordinator Pengendalian Bencana Pupera Danis Hidayat Sumadilaga juga berdiskusi untuk memaksimalkan normalisasi di bagian Sungai Ciliwung lainnya.

Saat ini, Kemenpupera baru menormalisasi 42 persen Sungai Ciliwung. Sungai sepanjang 19 kilometer tersebut membentang dari pintu air Manggarai sampai jembatan tol Simatupang.

Sebenarnya kontrak normalisasi selesai pada 2016, namun pihaknya mengajukan perpanjangan hingga akhir 2017 yang disetujui Kementerian Keuangan. Imam mengatakan, tidak ada kendala terkait anggaran. Namun masalah utama adalah kesiapan pembebasan lahan yang menjadi tugas pemerintah provinsi.

"Yang belum dibebaskan itu menyempit dan terjadi banjir di sana," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement