REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat akan menggelar Minang Book Fair 2017 pada 24 Februari hingga 5 Maret mendatang. Ajang ini akan berpusat di Masjid Raya Sumatra Barat, Padang, dan mengangkat tema “Mambangkik Batang Tarandam” (membangkitkan kembali tradisi kebanggaan).
Sastrawan Minangkabau, Taufiq Ismail mengapresiasi, festival pameran buku berskala nasional tersebut. Ia juga menilai, tema yang diangkat pihak panitia sangat relevan dengan sejarah yang melekat pada Sumatra Barat.
Penyair Angkatan 66 itu menilai, budaya literasi tumbuh giat di Ranah Minang setidaknya sejak awal abad ke-20. Sukubangsa Minangkabau termasuk pelopor kesusastraan Indonesia modern.
Salah satu tonggak pentingnya, menurut peraih Habibie Award 2007 ini, adalah lahirnya Angkatan Pujangga Baru pada era menjelang Indonesia Merdeka. “Kedua bentuk budaya ini (membaca dan menulis) sudah lama tertanam di Sumatera Barat sejak awal abad ke-20 yang silam, dengan lahirnya generasi sastrawan Poedjangga Baroe di Bukittinggi pada tahun 1930-an atau 1940-an. Itu kelak dilanjutkan oleh Angkatan 45 di Jakarta dan seterusnya,” ujar Taufiq Ismail kepada Republika.co.id, Rabu (22/2)