Rabu 22 Feb 2017 09:21 WIB

Infrastruktur Akses ke Makam Tan Malaka Dibenahi

Rep: Binti Sholikah/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga melintasi jalan menuju makam pahlawan nasional Tan Malaka yang terletak di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri, Selasa (21/2).
Foto: Republika/Binti Solikhah
Sejumlah warga melintasi jalan menuju makam pahlawan nasional Tan Malaka yang terletak di Desa Selopanggung, Kecamatan Semen, Kediri, Selasa (21/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI – Pemerintah Desa Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri bakal membenahi infrastruktur yang akan menjadi akses menuju makam pahlawan nasional Tan Malaka. Pembangunan infrastruktur meliputi pembetonan jalan dan pembuatan jembatan.

Kepala Desa Selopanggung, Waji, mengatakan, tahun ini Pemdes Selopanggung mengalokasikan sejumlah dana untuk pembenahan infastruktur berupa jalan dan jembatan menuju makam Tan Malaka. Jalan yang dibangun sepanjang 700 meter. Saat ini, jalan menuju makam tersebut masih berupa tanah. Sehingga saat musim hujan cenderung becek. “Kami mau memperbaiki akses, sementara memang menjadi wewenang desa. Tahun ini 700 meter jalan mau dibeton dengan anggaran desa dan akan ada jembatan ke Watu Jagul terus ke makam,” kata Waji saat ditemui Republika.co.id seusai upacara adat di makam Tan Malaka, Selasa (21/2).

Pemdes juga akan membangun jembatan yang bisa menghubungkan langsung jalan besar ke makam Ibrahim Datuk Tan Malaka itu. Saat ini, akses menuju makam harus melalui jalan yang berliku dan cukup curam. Sebab lokasi makam Tan Malaka memang berada di kaki Gunung Wilis. 

(Baca Juga: Prosesi Adat untuk Tan Malaka Telah Sempurna)

Prosesi Adat untuk Tan Malaka Telah Sempurnarada di samping Watu Jagul di tengah area persawahan. Watu Jagul memiliki sejarah mengenai asal usul nama Selopangung. Makam Tan Malaka berada sekitar 100 meter dari Batu Jagul.

Sebelumnya, pada November 2016 Pemdes juga telah membeton jalan utama ke makam yang berupa jalan menurun. Kemudian pada 2015, Pemdes membuat tulisan di nisan makam Tan Malaka.

Waji mengaku, sebelumnya masyarakat memang tidak begitu antusias sebelum mengetahui jika di makam tersebut terkubur jenazah Tan Malaka. Sampai adanya penelitian dari peneliti Belanda bernama Harry Albert Poeze yang telah meneliti Tan Malaka selama 30 tahun.

“Berdasarkan cerita, warga sebelumnya tahu ada pendatang baru yang tidak bisa berbicara Bahasa Jawa, tiba-tiba meninggal. Warga mendengar kabar dieksekusi tentara dan sudah ada makam di situ. Yang menjadi penanda ada batu besar di makamnya,” papar Waji.

Kemudian saat ada rencana pemindahan makam, warga Selopanggung sempat mengajukan protes secara tertulis melalui desa, kecamatan dan kabupaten. Warga ingin agar makam Tan Malaka tetap di Selopanggung.

Oleh sebab itu, Pemdes berupaya memperbaiki infrastruktur akses ke makam tersebut. “Sekarang sudah clear. Nantinya Bumdes akan menyusun rencana ke depan makam Tan Malaka akan seperti apa. Kami juga berharap ada bantuan dari pemerintah pusat dan Pemkab Kediri,” harapnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement