Rabu 22 Feb 2017 14:22 WIB

Soal Kasus Iwan Bopeng, DPRD DKI: Jangan Sok Jagoan!

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas melakukan proses rekapitulasi penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta tingkat kecamatan di Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (16/2).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan proses rekapitulasi penghitungan surat suara Pilkada DKI Jakarta tingkat kecamatan di Kantor Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Intimidasi yang dilakukan Fredy Tahuney alias Iwan Bopeng di tempat pemungutan suara (TPS) 27 Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, pada hari pelaksanaan Pilkada DKI, Rabu (15/2) lalu, menuai respons negatif dari banyak kalangan. Aksi tersebut dinilai sama sekali tidak memberikan pendidikan demokrasi yang baik kepada masyarakat.

Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta, Belly Bilalusalam berpendapat, aksi yang dilakukan Iwan Bopeng di sejumlah TPS di Palmeriam pekan lalu telah mencederai nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Menurut dia, cara komunikasi yang ditunjukkan Iwan ketika itu sangat tidak pantas ditiru, terutama oleh generasi muda.

"Karena semuanya sangat bergantung pada cara kita berkomunikasi. Selama segala sesuatunya disampaikan dengan baik, saya rasa semua pihak pasti akan mengerti. Jadi, tidak usah sok jagoan dan jangan mentang-mentang!" kata Belly kepada Republika.co.id, Rabu (22/2).

Dia menuturkan, para relawan ataupun pendukung pasangan calon yang bertarung di Pilkada DKI tahun ini sudah seharusnya mampu memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat.

Apalagi, ajang pilkada diadakan bukan hanya untuk kepentingan kandidat semata, melainkan untuk kemaslahatan yang lebih besar yaitu kepentingan rakyat Jakarta di masa kini dan di masa mendatang. "Pilkada harus berjalan kondusif, sehingga proses politik ini bisa membawa masyarakat Jakarta ke arah yang lebih baik, semaki berkah dan sejahtera," ujarnya.

Baca Juga: Tim Ahok-Djarot Optimistis Tarik Suara Pendukung Agus-Sylvi.

Belly mengatakan, kasus Iwan Bopeng harus menjadi pelajaran bagi semua pihak, baik warga maupun pemerintah. Dia pun mengingatkan kepada semua relawan dan pendukung paslon untuk tidak melakukan aksi premanisme pada saat proses pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI pada 19 April mendatang. Apalagi sampai mengancam tentara yang selama ini bertugas sebagai pelindung rakyat.

"Kami berharap di putaran kedua Pilkada DKI nanti tidak ada lagi kejadian (intimidasi oleh Iwan) seperti kemarin. Jangan bermain api jika tidak mau terbakar," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu lagi.

Selama sepekan belakangan, nama Fredy Tahuney alias Iwan Bopeng cukup kerap mengisi pemberitaan sejumlah media massa di Ibu Kota. Nama pria itu menjadi terkenal lantaran ulahnya membuat keributan di TPS 27 Palmeriam, Matraman, Jakarta Timur, pada hari pelaksanaan Pilkada DKI 2017, Rabu (15/2) pekan lalu.

Menurut rekaman video yang tersebar di laman Youtube, Iwan ketika itu sempat mengamuk sambil melontarkan kalimat 'tentara gue potong di sini, apalagi elu'. Tak pelak, kata-katanya itu menuai kemarahan banyak orang, terutama kalangan prajurit TNI.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement