Rabu 22 Feb 2017 16:33 WIB

Cina Selesaikan Bangunan Penyimpan Rudal di Laut Cina Selatan

Citra satelit terbaru menunjukkan pembangunan hanggar militer di Karang Subi, Laut Cina Selatan oleh Cina.
Foto: The New York Times
Citra satelit terbaru menunjukkan pembangunan hanggar militer di Karang Subi, Laut Cina Selatan oleh Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Cina hampir menyelesaikan sejumlah bangunan di pulau buatannya di Laut Cina Selatan, yang tampak mampu menyimpan peluru kendali darat-ke-udara jarak jauh, kata dua pejabat AS kepada Reuters. Perkembangan itu diperkirakan memicu pertanyaan terkait cara AS menanggapinya.

Cina mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, yang menjadi jalur sepertiga perjalanan laut di dunia. Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan dan Vietnam juga memiliki pengakuan tumpang tindih atas laut itu. Pemerintahan Trump menyebut pembangunan pulau Cina di wilayah itu tidak sah.

Pembangunan sejumlah bangunan beton dengan atap di karang Subi, Mischief dan Fiery Cross, bagian dari Kepulauan Spratly, dapat dianggap sebagai peningkatan kemiliteran, kata pejabat AS tanpa menyebutkan namanya. "Itu tidak tampak seperti Cina sekadar membangun di Laut Cina Selatan, struktur-struktur itu mirip sesuatu yang dapat menyimpan SAM, jadi kesimpulan logisnya adalah itu yang mereka lakukan," kata pejabat intelijen AS.

Pejabat lain mengatakan bangunan itu tampak sepanjang 20 meter dan setinggi 10 meter. Juru bicara Pentagon mengatakan Amerika Serikat masih berpegang teguh kepada non-militerisasi Laut Cina Selatan dan mendesak seluruh negara yang mengklaim wilayah itu untuk bertindak sesuai dengan hukum internasional.

Kedutaan besar Cina di Washington belum mengeluarkan komentar terkait hal ini. Dalam pertemuan konfirmasi Senat bulan lalu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson memicu kemarahan Cina saat dia mengatakan Beijing sebaiknya dilarang mengakses pulau-pulau yang mereka bangun di Laut Cina Selatan.

Pakar Laut Cina Selatan dari Pusat Studi Strategi dan Internasional di Washington, Greg Poling mengatakan dalam sebuah laporan Desember Cina tampak telah menempatkan sejumlah persenjataan, termasuk sistem antipesawat dan antimisil, di tujuh pulau buatan mereka di Laut Cina Selatan.

Pejabat mengatakan struktur yang baru itu diperkirakan menyimpan misil darat-ke-udara yang akan memperluas pertahanan udara China atas kepulauan itu, tanpa memberikan penjelasan lebih. "Itu benar meningkatkan ketegangan, China semakin baik dalam peningkatan kemampuan mereka," kata Poling.

Pada Selasa, Filipina mengatakan negara Asia Tenggara memandang penempatan senjata Cina di lokasi itu sangat mengkhawatirkan dan mendesak diadakannya pertemuan untuk menghentikan perkembangan terbaru. Kantor intelijen AS mengatakan struktur itu tidak memberikan ancaman militer yang signifikan terhadap pasukan AS di wilayah itu.

Pembangunannya tampak lebih sebagai uji coba politik bagaimana pemerintahan Trump akan menanggapinya. "Tanggapan logisnya juga harus politik dan sesuatu yang tidak mengarah kepada peningkatan militer di wilayah strategis," kata pejabat itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement