REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan akan terus mendorong peningkatan penggunaan produk dan jasa keuangan oleh masyarakat (inklusi keuangan). Hal itu sejalan dengan kebijakan Presiden Joko mengenai Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI).
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI Eni V Panggabean mengatakan BI menargetkan pertumbuhan masyarakat berbank mencapai 75 persen. "Diharapkan, target itu tercapai pada 2019, maka kita butuh semua pihak ikut serta," ujarnya saat menghadiri peluncuran BRILink di BSD, Tangerang, Rabu, (22/2).
Menurutnya, program BRILink milik BRI tersebut termasuk Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang dapat mendorong tingkat inklusi masyarakat. Berdasarkan catatan BI, saat ini ada sekitar 140 ribu agen Laku Pandai.
"Agen-agen ini akan kita sinergikan agar bertransaksi melalui uang elektronik. Mudah-mudahan dengan terobosan tersebut bisa membuat inklusi, ini pintu masuk agar orang berbank," jelas Eni.
Deputi Direktur Direktorat Pengembangan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edwin Nurhadi pun mengaku sangat mendukung pencapaian target masyarakat berbank 75 persen sampai 2019. Pada Desember 2016, OJK menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 76/P.OJK.07/2016 tentang Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi Konsumen atau Masyarakat.
"Salah satu ketentuan dari POJK Nomor 76 adalah kewajiban bagi industri jasa keuangan untuk melaporkan kegiatan inklusinya. Hal itu untuk tingkatkan inklusi masyarakat," jelas Edwin, saat ditemui di BSD Tangerang.