REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pascaperesmian air mancur Taman Sri Baduga Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta, polisi memasang police line di kedua gerbang utama area tersebut. Pasalnya, dalam peresmian itu ada insiden warga yang meninggal dunia akibat serangan jantung. Akibatnya, polisi setempat melakukan penyelidikan. Akan tetapi, langkah kepolisian ini justru membuat sejumlah warga kecewa.
Kekecewaan ditunjukkan warga melalui media sosial. Mereka merasakan kesedihan dengan langkah polisi yang memasang garis kuning di pintu masuk dan keluar area air mancur tersebut. Rabu (22/2), jagat maya Twitter ramai hastag #BalikinAirMancurKami. Sampai saat ini, hastag tersebut masih ramai diperbincangkan. Bahkan, menduduki peringkat ketiga trending topic Indonesia.
Akun @negativisme tercatat sebagai influencer terbesar dengan follower sebanyak 117 ribu akun. Akun yang kerap membahas tentang toleransi itu menyebutkan, area air mancur ini ditutup karena ada yang kena serangan jantung.
"Kalau nyahalin, salahin dong Izroil (malaikat)," katanya sambil memajang foto udara Taman Sri Baduga.
Meme bernada kekecewaan terhadap Polres Purwakarta juga terlihat dicuitkan oleh akun @PurwakartaKita. Akun berisi info tentang Purwakarta ini juga sempat mengunggah foto para polisi wanita yang menjadi penerima tamu VVIP di Taman Maya Datar Purwakarta.
Dalam caption foto tersebut ada keterangan 'Katanya tidak ada izin polisi. Lah ini apa? Kapolres Purwakarta lho yang minta begini. Jejak digital itu memang kejam Jenderal.' "#BalikinAirMancurKami," tulisnya dalam posting yang ia ambil dari akun instagram @polres_purwakarta.
Tak ketinggalan, para polwan yang sedang santai di dalam area Taman Air Mancur Sri Baduga pun sempat ia unggah. Mereka terlihat sibuk mengoperasikan gadget tanpa melakukan langkah-langkah pengamanan di lokasi peresmian. "Lihat ya, ini pas acara berlangsung, mereka main gadget, nggak jaga, ada musibah lalu salahin orang lain, ih please ya #BalikinAirMancurKami," kata @PurwakartaKita dalam cuitannya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Purwakarta AKP Agta Bhuana Putra mengatakan, police line ini dipasang karena kasus kematian pengunjung peresmian air mancur sedang diselidiki. Garis polisi ini masih terpasang hingga saat ini. Dibukanya garis polisi ini, belum bisa ditentukan. "Selama kasus ini masih kita selidiki, pintu masuk dan keluar air mancur akan kita pasang garis kuning," ujarnya.
Sampai saat ini, kata Agta, pihaknya sudah memintai keterangan dari sejumlah saksi. Seperti kepala dinas, kepala Satpol PP, dan panitia acara. Saksi yang sudah dimintai keterangan itu lebih dari sepuluh orang. Namun, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Secara terpisah, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi meminta supaya warga tetap bersabar terkait dengan pemasangan garis polisi ini. Pihaknya sangat menghargai langkah kepolisian yang sedang melakukan penyelidikan. Di sisi lain, pihaknya juga sedang berupaya memerbaiki dan menyempurnakan area ini.
"Kalau soal izin yang dipermasalahkan. Kita sedang menempuhnya. Makanya, kami minta warga bersabar. Bila kasusnya sudah kelar, air mancur ini akan dibuka untuk umum lagi," kata Dedi.