REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasik memastikan belum ada sekolah yang wajib direlokasi karena potensi bencananya. Semua sekolah masih dapat melakukan kegiatan belajar mengajar tanpa terganggu potensi bencana.
Kepala BPBD Kab Tasik Alfian mengatakan sudah memetakan daerah rawan bencana supaya mengetahui titik-titik rawan bencana baik itu longsor atau pergerakan tanah. Namun pendataan itu belum secara spesifik memetakan sekolah-sekolah rawan bencana. Meski begitu, ia mengimbau sekolah yang hendak didirikan sebaiknya meminta rekomendasi BPBD lebih dulu agar mengetahui potensi bencananya.
"Kami lakukan membuat mapping daerah-daerah rawan bencana, karena tingkatan tiap daerah beda. Nah sekarang kalau dikaitkan dengan rekomendasi ke Disdik, ada mappingnya terutama yang terdekat dengan titik bencana, tapi baru per wilayah belum per sekolah," katanya pada Republika.co.id, Rabu (22/2).
Ia menyebut memang ada sekolah-sekolah yang berdiri di atas wilayah rawan bencana. Tetapi, menurutnya kegiatan belajar masih bisa dilakukan tanpa terganggu hal tersebut. Ia mencontohkan misalnya wilayah Salawu rawan pergerakan tanah, tapi hal itu tak mengganggu kegiatan sekolah. Tak hanya itu, sekolah-sekolah yang wilayah Sodong Hilir, Taraju dan Sukaresik juga masuk dalam rawan bencana.
"Kami sepakat merekomendasikan sekolah-sekolah yang harus direlokasi tapi untuk saat ini kami belum menemukan sekolah yang benar-benar rawan hingga sekolah tidak berfungsi. Jadi belum sampai relokasi karena sekolah-sekolah disana masih layak," ujarnya.
Mengenai kesadaran akan kebencanaan, pihak BPBD mengaku sering mengadakan sosialiasi di sejumlah sekolah. Tujuannya supaya siswa dapat merespon kejadian bencana dengan baik. "Sudah masuk program BPBD untuk sekolah-sekolah yang kami latih dan berikan pemahanam sebagai sekolah tangguh bencana supaya siap tangani bencana dan punya pengetahuan akan itu," jelasnya.