REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angkasa Pura II (AP II) menyatakan bahwa sebanyak enam bandara di Indonesia pada 2016 masih mengalami kerugian.
"Kami menangani sebanyak 13 bandara di Indonesia enam di antaranya masih mencatatkan kinerja keuangan yang menunjukkan kerugian," kata Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin ketika Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komplek DPR Senayan, Jakarta, Rabu (23/2) malam.
Namun ia juga menjelaskan bahwa kondisi kinerja tersebut masih belum mengalami audit sehingga kondisi pasti belum terperinci ruginya. Enam bandara tersebut adalah Sultan Iskandar Muda (Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Silangit (Siborong-borong), Depati Amir (Pangkal Pinang), Sultan Thaha (Jambi), dan Minangkabau (Padang).
Oleh karena itu, ia mengatakan sedang menyusun strategi untuk menghindari kerugian. Beberapa langkah yang dilakukan adalah pembentukan rute baru melalui promosi wisata dengan pihak terkait. Kedua adalah peningkatan kinerja teknologi komunikasi dan informasi dalam pelayanan bandara. Selanjutnya adalah efisiensi operasional bandara. Kemudian, perhitungan kembali harga pokok per segmen usaha, dan yang terakhir adalah tarif adjustment.
Meski demikian, secara keseluruhan pendapatan Angkasa Pura II mengalami peningkatan dibandingkan 2015. Hal itu disebabkan seiring naiknya harga tiket pesawat dan jumlah penumpang pesawat yang juga mengalami kenaikan.
"Pendapatan usaha dan laba bersih konsolidasi 2016 mengalami peningkatan dibandingkan realisasi 2016. Pertumbuhannya masing-masing 17,87 persen dan 1,18 persen," katanya.