Kamis 23 Feb 2017 08:26 WIB

BKPM Tawarkan 18 Kawasan Industri Baru ke Investor

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.
Foto: foto istimewa
Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meluncurkan implementasi Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) tahap II di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/2) malam. Ada 18 kawasan industri baru yang ditawarkan ke investor dengan total luasan 3.514,5 hektare (ha) di tujuh provinsi dan 10 kabupaten kota di Indonesia.

Kepala BKPM, Thomas Trikasih Lembong mengatakan 18 kawasan tersebut menambah total 32 kawasan industri yang ditetapkan pemerintah Presiden Joko Widodo hingga saat ini. Luas total lahannya mencapai 13.516,5 ha yang berlokasi di 10 provinsi dan 16 kabupaten kota.

"Peluncuran KLIK tahap kedua ini untuk mendukung upaya pemerintah mempercepat proses konstruksi realisasi investasi," kata Lembong dijumpai di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/2) malam.

KLIK tahap II ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Nomor 24 Tahun 2016 yang diresmikan langsung oleh Presiden RI di Jakarta. Fasilitas KLIK hingga saat ini sudah dimanfaatkan 83 proyek atau perusahaan dengan realisasi investasi Rp 122,2 triliun.

KLIK juga mendukung pemerataan pembangunan daerah, misalnya Kalimantan Timur dan Riau yang masuk dalam fase kedua. BKPM lebih banyak menerima ide dan masukan dari pimpinan daerah, mulai dari gubernur, bupati, wali kota, hingga kepala kepolisian daerah.

Lembong mengatakan masing-masing daerah memiliki keunggulan tersendiri, misalnya Riau yang kuat dengan industri kelapa sawitnya. Sektor yang diminati investor juga beragam, mulai dari kawasan industri untuk tekstil, elektronik, agrikultur, hingga otomotif. 

Mantan Menteri Perdagangan ini berharap KLIK bisa meningkatkan semangar seluruh stakeholders investasi untuk mempermudah dan meningkatkan realisasi investasi di Indonesia. Dia mencontohkan Filipina yang sudah memiliki 200 kawasan industri serupa yang mendukung hingga 70 persen ekspor devisa negara tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement