REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendarat di Sydney, Selasa (22/2) untuk kunjungan empat harinya di Australia. Kunjungan ini menjadi yang pertama kalinya bagi Perdana Menteri Israel yang sedang menjabat ke Australia.
Dalam kunjungannya, ikut serta pula delegasi bisnis yang diharapkan dapat menandatangani sejumlah perjanjian bilateral di bidang penelitian teknologi dan pelayanan udara. Netanyahu mengatakan kunjungannya ini akan memperkuat hubungan negaranya dengan Australia.
"Kami kagum dengan Australia, kita mendukung Australia dan kunjungan ini akan membawa kedua negara kita lebih dekat. Saya pernah sini sebelumnya dan sudah lama ingin kembali lagi dan saya sangat bangga sebagai Perdana Menteri Israel yang melakukan kunjungan resmi ke Australia," katanya.
PM Netanhayu mengakui hubungan sejarah diantara kedua negara."Kami merayakan 100 tahun persahabatan antara Australia dan Israel. Saya selalu ingat, kuda Australia yang membebaskan Beersheba, sebuah kota tua dalam sejarah kita. Sejak itu, kita menjadi teman, teman yang luar biasa," tambahnya.
Keamanan ketat
Petugas keamanan telah mempersiapkan diri untuk demonstrasi terhadap PM Netanhayu soal kebijakan Israel pada Palestina. Sebuah kelompok beranggotakan 60 orang menentang kunjungan, dengan mengatakan kebijakan PM Netanhayu bersifat memprovokasi, mengintimidasi, dan menindas.
Keamanan ketat terlihat di bandara udara Sydney, saat PM Netanhayu tiba. Sebanyak 14 motor polisi dan mobil patroli dikerahkan untuk mengawal PM Netanyahu bertemu dengan PM Malcolm Turnbull dan Gubernur Jenderal, Sir Peter Cosgrove.
Pembicaraan dengan pemimpin Partai Buruh Australia, Bill Shorten juga sudah dijadwalkan dalam kunjungan ini. Para pengguna kendaraan di kota Sydney telah diberitahu soal perubahan rute jalan di pusat kota Sydney, bahkan jalan Phillip Street antara Bridge Street dan Albert Street telah ditutup karena kunjungan.
Desakan mengakui Palestina
"Bob Hawke telah menjadi pendukung keras soal Israel selama beberapa tahun, tapi ia kemudian melihat apa yang terjadi," kata Carr.
Baca: Rouhani: Tak Ada Pilihan Bagi Rakyat Palestina Selain Intifadah
"Kita telah ditipu, tidak ada niat dari pemerintah Israel untuk menangani ini. Mereka menyebarkan permukiman untuk kemudian mengubah kenyataan di lapangan dan membuat negara Palestina sulit diakui."
Pejabat Palestina telah menganggap Australia ekstrem dan memihak sebelah soal posisinya dalam proses perdamaian di Timur Tengah. Mereka mengatakan pemerintahan Turnbull dalam beberapa bulan tidaklah jujur dalam memecahkan konflik Israel dan Palestina.
"Ini tentunya aneh," kata Hanan Ashrawi, anggota eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
"Mereka lebih zionis, dibandingkan zionis yang penuh semangat. Sikap ini akan meragukan peran Australia dalam upaya perdamaian apa pun."
PM Netanyahu dan delegasinya akan berada di Sydney hingga Ahad.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 22/02/2017 pukul 14:30 pukul 14:30 AEST dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris, baca di sini.