REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Kemacetan lalu lintas menyebabkan pengemudi di Amerika Serikat merugi rata-rata sebesar 1.200 dolar Amerika atau hampir Rp 17 juta/tahun untuk bahan bakar dan waktu yang terbuang. Kerugian tersebut masih lebih banyak lagi di Los Angeles, kota dengan kemacetan saat jam sibuk terparah di dunia, menurut sebuah studi oleh INRIX yang dikeluarkan pada Kamis (23/2).
INRIX yang berbasis di Kirkland, Washington, mengumpulkan dan menganalisis data lalu lintas yang dikumpulkan dari kendaraan dan infrastruktur jalan raya. Perusahaan itu mengatakan dalam edisi terbarunya tentang laporan Catatan Lalu Lintas Global didasarkan pada data sebesar 500 terabyte data dari 300 juta sumber.
Sementara menurut penelitian, Thailand adalah negara yang paling padat di dunia pada 2016, AS memiliki lalu lintas terburuk di antara negara-negara kaya dan maju. INRIX mencatat lima dari 10 kota paling padat di dunia berada di Negeri Paman Sam itu.
Kemacetan lalu lintas di AS bukan masalah baru, tetapi mungkin akan menjadi perhatian baru jika Presiden Donald Trump mendorong dilaksanakannya program investasi infrastruktur skala besar seperti yang telah ia janjikan. Kemacetan lalu lintas parah menjadi perhatian bagi perusahaan pembuat mobil global, dan beberapa kota besar telah mulai membatasi akses kendaraan bermotor pribadi ke daerah pusat kota.
Penelitian INRIX membagi data dalam berbagai cara. Pengemudi di Los Angeles menghabiskan waktu puncak rata-rata 104 jam berkendara dalam lalu lintas padat selama 2016. Penelitian tersebut menempatkan Los Angeles di posisi teratas pada daftar kota-kota yang pengemudinya menghabiskan waktu terbanyak dalam lalu lintas padat.
Namun dalam perhitungan yang berbeda, pengemudi di Moskow, Rusia memiliki nasib terburuk dari keseluruhan waktu terjebak di kemacetan. Mereka menghabiskan 25,2 persen dari total waktu mengemudi mereka untuk berada di jalan yang padat, sementara pengendara di Los Angeles hanya menghabiskan 12,7 persen dari total waktu mengemudi mereka dalam lalu lintas padat, ungkap penelitian itu.
Sementara di Bogota, Kolombia, pengendaranya menghabiskan sebanyak 31,8 persen dari total waktu mengemudi mereka dalam kemacetan lalu lintas. Bentang jalan raya terburuk di Amerika Serikat adalah New York City Cross Bronx Expressway, di mana untuk berkendara di jalan sepanjang 7,5 Km tersebut menghabiskan rata-rata waktu 86 jam per tahun. Setelah Los Angeles, INRIX mencantumkan New York, San Francisco, Atlanta dan Miami sebagai kota dengan lalu lintas yang paling tersendat di AS.