REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Jateng akan menggarap pembiayaan untuk pengembangan desa wisata melalui produk Mitra Jateng 25 pada tahun ini.
"Untuk produk Mitra Jateng 25 pada tahun lalu lebih banyak ke perdagangan, tahun ini kami ingin juga membiayai sektor pariwisata," kata Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno di Semarang, Jumat (24/2).
Dia mengatakan salah satu sektor pariwisata yang saat ini sedang banyak diminati oleh wisatawan adalah keberadaan desa wisata. Oleh karena itu, pada tahun ini pihaknya ingin fokus menggarap potensi desa wisata di Jawa Tengah. "Untuk penyaluran pembiayaan ini kami akan bekerja sama dengan badan usaha milik desa (BUMDes)," katanya.
Dia menilai produk Mitra Jateng 25 tidak akan memberatkan debitur karena suku bunga kredit yang murah, bahkan di bawah suku bunga kredit usaha rakyat. Sebagai perbandingan, untuk suku bunga Mitra Jateng 25 sebesar 7 persen per tahun, sedangkan suku bunga KUR sebesar 9 persen per tahun.
Dia mengatakan Mitra Jateng 25 memberikan pinjaman maksimal Rp 25 juta. Pengajuan dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok. "Dengan pinjaman sebesar itu diharapkan debitur dapat memanfaatkannya secara baik," katanya.
Mengenai kerja sana dengan BUMDes, strateginya adalah Bank Jateng berkoordinasi dengan pemerintah desa. Kerja sama dengan BUMDes tidak hanya dilakukan oleh Bank Jateng tetapi juga bank-bank pelat merah lainnya. "Saya tidak menganggap ini sebagai kompetisi, justru bagus kalau bank lain juga ikut berpartisipasi. Dengan begini literasi keuangan di kalangan masyarakat desa dapat meningkat," katanya.