REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mengajak seluruh lapisan masyarakat ikut dalam aksi "Perang Melawan Nyamuk" dalam rangka menekan berbagai wabah yang ditularkan oleh hewan penghisap darah itu. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Provisi Bengkulu Edriwan Mansyur di Bengkulu, Jumat (24/2) menyebutkan Bengkulu salah satu provinsi endemis malaria.
"Pada periode September 2015-April 2016 kita juga ditetapkan kejadian luar biasa demam berdarah dengue (KLB DBD), kita tidak ingin itu terjadi kembali," kata dia.
Pada awal 2017, data serangan DBD sudah mencapai 80 kasus, sebaran tertinggi dicatat di Kota Bengkulu. Data tersebut, kata Edriwan, terbilang cukup tinggi, apalagi ditambah dengan kondisi cuaca sampai Maret 2017 diperkirakan masih musim hujan.
Ia menjelaskan curah hujan tinggi meningkatkan potensi berkembangbiak nyamuk penular menjadi lebih cepat dengan populasi yang lebih besar. Sebab banyak genangan air sisa hujan.
"Untuk mengeliminasi nyamuk penular, baik malaria maupun DBD, tidak cukup dengan pengasapan saja, harus dieliminasi dari jentik yang akan bertumbuh menjadi nyamuk dewasa," kata dia.
Oleh karena itu, dia mengatakan, peran masyarakat dibutuhkan. Mereka bisa secara rutin membersihkan lingkungan sekitar dari sampah yang bisa menampung air hujan, tempat di mana nyamuk bisa berkembang biak.
"Kesadaran warga inilah yang kita butuhkan, kuras juga tempat penampungan secara rutin, kalau perlu bubuk abate kita sediakan, jangan biarkan ada jentik di sekitar tempat tinggal kita," ujarnya.