REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Sejumlah pedagang beras menyebutkan pasokan beras sudah lancar setelah banjir besar melanda sebagian wilayah Provinsi Lampung pada Selasa lalu.
"Sekarang pasokan beras sudah lancar, banyak truk dari penggilingan gabah yang mengirimkan berasnya kepada pengecer," kata Rosmini, salah satu pedagang beras di Pasar Tugu Bandarlampung, Jumat (24/2).
Banjir besar beberapa hari lalu melanda sebagian wilayah sentra pertanian di Provinsi Lampung, seperti Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, dan Metro. Rosmini menyebutkan banjir tak sampai menghambat kelancaran pendistribusian beras ke Bandarlampung, karena genangan air cepat surut.
Menurut dia, harga beras kualitas asalan kini berkisar Rp 8.000- Rp 8.200/kg, atau turun tipis dari harga sebelumnya karena panen gabah sudah mulai terjadi di wilayah Sumsel dan sebagian kecil wilayah Lampung.
Sementara harga beras kualitas medium dan premium juga masih bertahan pada kisaran Rp 9-13 ribu/kg. Harga beras sulit naik, meski di bulan ini diprediksi puncak musim hujan, karena tidak adanya lonjakan permintaan beras, sementara areal panen gabah akan bertambah pada April dan Mei.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan produksi beras nasional pada 2017 mencapai sekitar 79 juta atau naik cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. "Produksi beras kita mengalami kenaikan menjadi 79 juta ton, dari sebelumnya 70 juta ton tahun 2014 dan 2015 sebanyak 74 juta ton," kata dia di Desa Bhakti Rasa Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, Kamis (29/12).
Ia menyebutkan dengan produksi sebesar itu tidak perlu lagi impor beras bahkan bisa mengekspor ke negara lain. Pihaknya akan terus meningkatkan produksi pertanian dengan berbagai upaya termasuk mekanisasi pertanian dengan memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada petani.