Jumat 24 Feb 2017 11:30 WIB

Tibi, Simbol Perjuangan Warga Palestina di Israel

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Agung Sasongko
Politisi Arab-Israel, Ahmed Tibi
Foto: Youtube.com
Politisi Arab-Israel, Ahmed Tibi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aryeh Eldad, seorang anggota Knesset (parlemen Israel), menganggapnya sebagai musuh. Sedangkan, yang lain menjulukinya sebagai 'sang pengkhianat'.

Dialah Dr Ahmed Tibi, figur yang sedang menyita perhatian di kancah politik negara Zionis itu. Perjuangan tak kenal lelahnya di Knesset--demi memperjuangkan hak-hak warga Arab dan Muslim di sana--membuatnya menjadi figur favorit media massa setempat untuk dimintakan pendapatnya.

Seolah tak peduli dengan segala cap negatif dari para koleganya, dia terus melaksanakan apa yang menjadi keyakinannya. Dia ditunjuk sebagai juru bicara Knesset, tapi tetap memasang foto mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat bersandingan dengan bendera PLO di dinding kantornya.

Mengutip situs IsraelNN.com, Dr Tibi (yang bernama lengkap Ahmed al-Tibi) terlahir di Taibe, kota berpenduduk mayoritas Arab di Israel tengah, pada tahun 1958. Ketika itu, wilayah ini masih berupa kawasan konsentrasi warga Arab di bawah pengawasan militer Israel usai perang tahun 1948.

Tibi tercatat menempuh pendidikan kedokteran di Hebrew, Universitas Yerusalem. ''Saya merampungkan studi secara terhormat di tahun 1983 dengan menempati peringkat pertama di kelas,'' katanya.

Setahun kemudian, dia bekerja di bagian ginekologi di Hadassah Har Hatzofin, Yerusalem. Di tahun itu pula, Tibi pertama kali bertemu Yasser Arafat di Tunis. Kala itu, pemimpin PLO ini sedang diasingkan dari Lebanon usai Perang Lebanon pertama sehingga bertemu Arafat bisa dianggap pelanggaran hukum oleh Israel.

Beberapa saat setelah dipecat dari Hadassah, Tibi menekuni bidang politik. Dirinya menjadi sosok penting yang menjembatani hubungan antara organisasi sayap kiri Israel dan PLO.

Tahun 1993, Arafat menunjuknya sebagai penasihat khusus untuk proses perdamaian dan masalah-masalah Israel. ''Saya pun langsung mengatur pertemuan antara Yasser Arafat dan Yitzchak Rabin,'' ujarnya lagi.

Pada tahun 1995, Tibi membentuk partai Arab, Ta'al. Di tahun 1999, dia terpilih menjadi anggota Knesset. 'Perjuangan' pun dimulai.

Bersama sejumlah anggota parlemen dari unsur warga Arab, Dr Tibi gencar menyuarakan aspirasi warga minoritas Arab (termasuk Muslim) yang kerap diperlakukan tidak adil dan tidak menikmati pelbagai kemudahan yang diterima orang Yahudi. Dia, misalnya, pernah mendesak agar digelar penyelidikan terhadap polisi yang bertindak brutal terhadap warga Arab.

Pun, terhadap perjuangan bangsa Palestina, dia tidak mengendurkan dukungan. Pada 11 Januari 2007, Tibi berpartisipasi dalam perayaan 42 tahun berdirinya organisasi Fatah di Ramallah. Dalam kesempatan itu, dia berseru agar Fatah meneruskan perlawanan terhadap Israel 'hingga seluruh tanah Palestina dikuasai kembali'.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement