REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Jaringan Mangrove Global yang terdiri dari Conservation International, The Nature Conservancy, dan World Wildlife Fund (WWF) berinisiatif mengembalikan habitat mangrove dunia hingga 20 persen pada 2030. Ketiga organisasi nirlaba asing ini akan menyusun rencana kerja, mulai dari tenaga ahli, dana, pengetahuan, sumber daya, hingga jaringan untuk mememperkuat ekosistem pesisir.
Global Managing Director The Nature Conservancy, Maria Damanaki mengatakan, sekitar 50 persen mangrove dunia hilang dalam 50 tahun terakhir. Misi pengembalian ekosistem mangrove ini perlu diperluas secara lokal, regional, dan global bersama masyarakat, pemerintah, dan swasta.
"Masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan mangrove merasakan manfaatnya, namun yang tak kalah penting adalah masyarakat dunia menyadari dampak dari hilangnya habitat ini di Bumi," katanya dalam World Ocean Summit (WOS) di Nusa Dua, Jumat (24/2).
Hutan mangrove berfungsi sebagai ekosistem perantara darat dan laut, melindungi dari dampak perubahan iklim, termasuk menyerap energi gelombang tsunami.
Mangrove juga beradaptasi dengan naiknya permukaan air laut dan menstabilkan garis pantai sehingga terhindar dari erosi. Hutan-hutannya juga menyimpan karbon, sehingga memitigasi perubahan iklim.
"Ekosistem mangrove sangat produktif dan beragam, serta dimanfaatkan masyarakat pesisir untuk perikanan," kata Wakil Presiden Senior WWF Bidang Lautan, Brad Ack.
Ack mengatakan hutan mangrove atau bakau penting untuk manusia dan planet ini. Hutan pantai melindungi garis pantai, mempertahankan ketahanan pangan, dan mitigasi perubahan iklim.
Sekitar satu persen hutan mangrove di dunia rusak setiap tahunnya. Jika kondisi ini terus dibiarkan selama 100 tahun ke depan, seluruh ekosistem mangrove dunia bisa punah.
Wakil Presiden Eksekutif Conservation International, Greg Stone menambahkan habitat mangrove penting untuk keberlanjutan ekosistem pesisir, namun keberadaannya menurun drastis. Jaringan Mangrove Global mempunyai pekerjaan penting, terkait konservasi, restorasi, dan pelestarian mangrove.
Itu sebabnya jaringan ini akan fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya mangrove, investasi global untuk ketahanan pesisir, dan pengelolaan pesisir terpadu. Jaringan juga memprioritaskan pembangunan kapasitas teknis yang diperlukan untuk menerapkan manajemen pemulihan mangrove.