REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan pihaknya telah menyelidiki 41 insiden transportasi udara pada 2016. Berdasarkan Data Investigasi Kecelakaan Penerbangan tahun 2010-2016, KNKT mendata telah terjadi 26 insiden serius dan 15 kecelakaan.
Terkait hal tersebut, CEO Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan, topik keselamatan penerbangan akan tetap menjadi perhatian dunia penerbangan baik tingkat internasional maupun dalam negeri.
Denon menegaskan transportasi udara memiliki standar keamanan dan keselamatan yang paling baik dengan menggunakan sistem yang maju serta terintegrasi. Selain itu, Penerapan prosedur random check terhadap kru yang bertugas pun telah dilakukan dengan memeriksa kebugaran setiap pilotnya secara rutin sebelum terbang.
"Tidak ada ruang untuk kesalahan sekecil apapun dalam penerbangan, karena dalam penerbangan kesalahan sekecil apapun akan berakibat fatal," kata Denon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (24/2).
Senada dengan Denon, Direktur Operasional Whitesky Aviation Capt. Adhian Prasetyo mengatakan, dari semua SOP pemeriksaan sebelum terbang itu, perusahaannya telah menjalankannya lebih dahulu. Seperti, kata dia, cek kesehatan terhadap pilot sebelum terbang. Adhian menambahkan, Whitesky juga memastikan pilot harus menjalani cek kesehatan setiap 6 bulan sekali.
"Cek kesehatan itu selalu dilaporkan ke pemerintah, dan kita selalu memastikan dengan mengontrol kebugaran pilot sebelum terbang," kata Adhian.
Sebelumnya, Data statistik Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pada 2015 menemukan lebih dari 3,5 miliar orang terbang dengan selamat dalam 36,7 juta penerbangan di seluruh dunia. Kementerian Perhubungan menargertkan Indonesia bisa menurunkan risiko kecelakaan transpotasi udara menjadi 3 berbanding 1 juta flight cycle.