Jumat 24 Feb 2017 23:50 WIB

Kebun Raya Bogor Gelar Festival Peduli Sampah

Wajah baru pedestrian di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Wajah baru pedestrian di kawasan Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Rabu (4/1

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya-LIPI menggelar Festival Peduli Sampah yang akan dilaksanakan Sabtu (25/2) di Kebun Raya Bogor, dengan turut mengundang Ibu Presiden Iriana Joko Widodo.

"Festival Peduli Sampah dalam rangka memperingati HPSN 2017, Kebun Raya Bogor bertekad mengambil kembali peran untuk program nasional Indonesia bebas sampah 2020," kata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH) LIPI, Enny Sudarmonowati di Jakarta, seperti dikutip dalam siaran pers Kebun Raya Bogor, Jumat.

Menurut Enny, salah satu langkah yang dilakukan Kebun Raya Bogor dalam berkontribusi mewujudkan Indonesia bebas sampah 2020 yakni melakukan Festival Peduli Sampah yang sudah dua kali diselenggarakan.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut mengundang sejumlah komunitas penggerak kepedulian masalah sampah untuk berbagi pengetahuan dan keterampilannya dalam mengolah dan mendaur ulang sampah menjadi hasil karya yang bermanfaat.

"Kegiatan ini diselenggarakan dua hari dari tanggal 25 sampai 26 Februari 2017 di Kebun Raya Bogor, sekaligus rangkaian agenda HUT ke-200 Kebun Raya, serta HUT ke-50 LIPI," katanya.

Enny menjelaskan, LIPI harus berperan dalam pengentasan sampah yang menjadi salah satu masalah nasional dan dunia global. Sebagai kawasan ekotorisme, Kebun Raya Bogor menjadi magnet wisata domestik dan mancanegara di Kota Bogor.

"Kebun Raya Bogor menghadapi masalah sampah anorganik dari pengunjung. Banyak pengunjung meninggalkan sampah berserakan, membuat Kebun Raya tidak nyaman dipandang mata," katanya.

Setiap tahun, lanjutnya, rata-rata 10 ton sampah plastik dan kaleng terkumpul di lingkungan Kebun Raya Bogor. Sementara itu, Kebun Raya Bogor belum memiliki fasilitas pendaur ulang sampah plastik maupun sampah anorganik lainnya.

"Maka itu hal terkecil yang dapat dilakukan adalah memunculkan kesadaran sikap dan perilaku pengunjung untuk menjaga kebersihan kawasan Kebun Raya Bogor dari sampah," katanya.

Sementara itu, Kepala PKT Kebun Raya LIPI, Didik Widyatmoko menyebutkan, pihaknya berharap Kota Bogor juga semakin terdorong memiliki program istimewa untuk mengatasi masalah sampah perkotaan, seperti yang dilakukan oleh kota-kota lain.

"Seperti Bandung memiliki Gerakan Pungut Sampah (GPS), Depok dengan program 'Zero Waste' dan partai ember yakni ekonomis, mudah dan bersih. Kita berharap sampah anorganik dapat ditekan dan dimanfaatkan, serta semakin menyulut perkembangan bank sampah dan komunitas peduli sampah dengan program 3R di Kota Bogor," katanya.

Ketua HUT ke-200 Kebun Raya Bogor, Joko Ridho Witono mengatakan, PESAN 2017 Festival Peduli Sampah mengundang sejumlah komunitas penggerak kepedulian masalah sampah dan dikemas dalam bentuk yang menarik melalui 'workshop artaction' dan pelatihan seni kreatif dengan konsep 3R, dongeng tentang sampah, aksi pungut dan pilah sampah, menukar sampah, dan pameran produk cinta bumi.

"Acara besok akan dimeriahkan dengan musik alam. Hal ini sejalan dengan tema besar HPSN 2017 yaitu Melaksanakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi dari gunung, sungai, kota, pantai hingga laut untuk mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020," katanya.

Joko menambahkan, PESAN 2017 Festival Peduli Sampah dititikberatkan pada empat aspek, yaitu edukasi, kampanye, kerja bakti, dan kompetisi dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat agar mengurangi konsumsi plastik dan mendaur ulang sampah.

"Sampah anorganik kering sesungguhnya bisa menjadi sumber berkah yang membantu perekonomian keluarga bahkan menyumbang devisa untuk negara," kata Joko.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement