REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memperingati miladnya yang ke-63, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Asep Irfan Mujahid bertekad untuk terus beperan dalam mempertahankan keutuhan negara Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat gejolak sosial yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia yang dipicu isu-isu berbau suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA)
Ia mengatakan, sejak awal berdiri hingga saat ini, IPNU selalu berupaya untuk mengawal keutuhan negara Indonesia. IPNU, lanjutnya, selalu siap menghadapi berbagai hal yang mengancam persatuan bangsa. Seiring dengan laju zaman, lanjutnya, tantangan bangsa semakin rumit. "Indonesia dihadapkan pada pertarungan ideologi yang terus mengguncang kalangan elite, maupun masyarakat," ungkap Asep, Jumat (24/2).
Hal ini diperparah dengan wacana di media sosial yang kerap memunculkan isu-isu provokatif berbau SARA yang berpotensi memecah belah keutuhan bangsa. "Kekuatan-kekuatan kebangsaan seakan-akan kalah oleh kekuatan perusak persatuan bangsa," ujar Asep.
Dalam kondisi demikian, IPNU, kata dia, wajib berperan dan menentang pihak-pihak yang hendak merusak persatuan. Sebab hal ini merupakan salah satu tujuan didirikannya IPNU. "Tujuan IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggungjawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut paham ahlussunnah wal jamaah (aswaja) yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945," ucap Asep.
Terkait hal ini, salah satu tindakan yang akan dilakukan IPNU adalah memperkokoh kaderisasi. Sebab dengan memperkokoh kaderisasi, proses penyebaran nilai-nilai toleransi, kebangsaan, serta Islam yang bernafaskan aswaja dapat lebih optimal.