REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mendapat perhatian dunia untuk 100 hari pertama pekerjaannya di Gedung Putih. Kebijakan ekonomi dan politiknya dinanti-nanti pasar dunia lantaran bisa memberikan sentimen yang cukup signifikan.
Dilansir dari Reuters, Presiden Trump mengatakan akan merancang kenaikan anggaran militer terbesar sepanjang sejarah AS. Gaya pidato yang ia lakukan ini disebut sebagai upayanya mendulang dukungan kembali dari kelompok konservatif yang nasionalis.
Trump secara khusus menyebut Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC), sebuah organisasi yang sejak awal memberikan ruang bagi Trump sehingga ia bisa menduduki kursi Presiden AS saaat ini. Menjelang pidato yang akan ditampilkan secara langsung pada Selasa pekan depan, Trump menegaskan rencananya untuk memperkuat militer AS dengan jalan mengalokasikan anggaran militer tak terbatas. Ia menyebut bahwa militer AS akan menjadi kekuatan militer terbesar di dunia.
Masalahnya, peningkatan anggaran militer yang Trump gembar-gemborkan bertolak belakang dengan kebijakannya yang lain yakni pemangkasan pajak. Sederhananya, defisit fiskal AS akan jauh semakin melebar bila anggaran militer membengkak sementara penerimaan negara dari sisi perpajakan justru dikurangi. Kebijakan Trump ini bisa jadi akan menemui diskusi alot di Capitol Hill.
Trump menyebutkan bahwa kenaikan anggaran militer akan dilakukan baik di sisi ofensif dan defensif. Lagi-lagi, ia menyebut bahwa belanja masif untuk militer akan membuat pertahanan AS semakin besar dan lebih kuat dari sebelum-sebelumnya.
"Semoga saja kita tidak akan menggunkannya (kekuatan militer AS). Namun, tak ada satupun pihak yang bisa membuat masalah dengan kita. Tak satupun. Ini akan menjadi kekuatan milier terbesar sepanjang sejarah AS," ujar Trump.
Selain iming-iming soal penguatan militer AS, Trump juga melanjutkan komitmennya untuk membangun dinding pembatas antara AS dan Meksiko. Langkah ini untuk menekan jumlah imigras gelap dari sisi selatan yang bergerak masuk ke AS. Kebijakan ini tak jarang mendapat pujian dari kelompok konservatif, dengan slogannya "Make America Great Again."
Kebijakan ekonomki Trump lainnya juga berupa pengembangan pertumbuhan ekonomi AS dengan merestrukturisasi perjanjian dagang AS dan meningkatkan produksi energi.