REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan minyak dan gas bumi raksasa asal Arab Saudi, Saudi Aramco meminta JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley untuk menjadi penjamin emisi dalam rencana penawaran 5 persen saham pengekspor minyak terbesar di dunia tersebut. Keduanya diyakini bisa memberikan akses kepada investor dari Cina.
Selain itu, Bank Investasi Moelis & Co juga disebut dipilih perusahaan sebagai bank penasihat IPO sebesar 100 miliar dolar AS tersebut. Saudi Aramco juga memilih HSBC, sebagai penjamin IPO sekaligus memberikan akses kepada investor dari Cina. HSBC sendiri terpilih di antara 5 bank Cina lainnya yang mengajukan proposal kepada Saudi Aramco.
Saingan HSBC lainnya, menurut sumber Reuters, adalah Industrial Bank of China International Holdings, Commercial Bank of China, dan China International Capital Corporation (CICC). "Ini akan memberikan bank Cina sedikit kesempatan untuk melenturkan otot-otot mereka dan menunjukkan bahwa mereka memiliki senjata untuk terlibat dalam suatu kesepakatan global yang besar," kata Benjamin Quinlan, CEO dari jasa konsultasi keuangan Quinlan & Associates, Jumat (24/2).
Rencana IPO sendiri mulai diperjuangkan oleh Putra Mahkota Kerajaan Saudi Mohammed bin Salman. Langkah ini diyakini sebagai bentuk perluasan lini bisnis Saudi yang sebelumnya sangat bergantung pada sektor migas.
Saudi Aramco juga telah menunjuk firma hukum internasional White & Case, sebagai penasihat hukum untuk IPO.