Sabtu 25 Feb 2017 13:01 WIB

Ini Alasan Raja Salman Memesan Kamar Mandi Khusus di Masjid Istiqlal

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Nidia Zuraya
Kamar mandi khusus dipersiapkan oleh pengelola Masjid Istiqlal untuk Raja Salman.
Foto: eko supriyadi
Kamar mandi khusus dipersiapkan oleh pengelola Masjid Istiqlal untuk Raja Salman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, akan mengunjungi Masjid Istiqlal dalam kunjungannya ke Indonesia awal Maret mendatang. Untuk itu, pihak kerajaan memesan kamar mandi dengan modifikasi khusus.

''Kamar mandi kita siapkan khusus sesuai standar yang ada di sana. Padahal tidak ada istimewanya, kamar mandi biasa yang dimodifikasi,'' kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Masjid Istiqlal Abu Hurairah, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (25/2).

Abu menjelaskan, alasan kedokteran jadi faktor kamar mandi untuk Raja Salman dimodifikasi khusus. Tinggi untuk toilet harus 93 cm, dan memiliki pegangan khusus. ''Dari sisi kedokteran, harus ada cara khusus untuk duduk, dan juga pegangan khusus,'' jelasnya.

Untuk memofidikasi toilet itu pun tidak bisa sembarang orang. Abu mengatakan banyak tukang bangunan yang tidak sanggup memenuhi permintaan pihak Masjid.

Akhirnya, pihak Masjid memanggil tukang bangunan dari Hotel Rafles, Kuningan, Jakarta, yang juga memodifikasi toilet untuk kamar Raja Salman.

Bahkan, orang yang mengerjakan toilet pun sama dengan yang mengerjakan di Hotel Rafles. Harus mencontoh kamar mandi yang ada di Hotel Rafles, karena di kamar mandi di Rafles juga dimodifikasi sesuai kebutuhan raja,'' jelas Abu.

Namun, awak media tidak bisa mengambil gambar toilet yang tengah direnovasi tersebut. Hal itu, kata dia, lebih karena permintan kerajaan yang tidak ingin toilet untuk raja dipublikasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement