REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Riska Putri begitu semangat saat ditanya tentang cita-citanya. Satu kata yang terucap dari wajahnya yang semringah, Riska ingin menjadi seorang Polwan.

Di sekolah Riska termasuk siswa yang periang dan rajin belajar. Namun tidak banyak yang tahu, di balik parasnya yang riang, Riska yang berusia 14 tahun divonis menderita kanker. Hal tersebut membuatnya terpaksa meninggalkan bangku sekolah sementara waktu.

Jarak dari rumahnya yang terletak di Poso, Sulawesi Tengah, memang cukup jauh dari Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan.  

Apalagi di sana belum ada rumah sakit yang memadai untuk penanganan pasien kanker anak seperti di RS. Dr. Wahidin Sudiro.  

Akhirnya orang tua Riska memutuskan menjalani pengobatan buah hatinya itu di kota Makassar. Tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani pengobatan. Begitupun untuk kebutuhan tempat tinggal sementara.

Namun beruntung, ketika di rumah sakit, Riska dan orang tuanya bertemu dengan pengajar dari Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) dan menawarkan untuk tinggal di Rumah Singgah yang dibangun dari penggalangan dana konsumen Alfamart.

Hal ini tentunya bisa meringankan biaya mereka selama proses berobat jalan ke Rumah Sakit. Tanpa dipungut biaya, mereka tinggal di sana dengan nyaman dan bersih layaknya rumah sendiri.

Kini, Riska masih tetap belajar dengan bantuan guru yang ada di rumah singgah. Ia tak ingin ketinggalan pelajaran sedikitpun. Demi mengejar cita-citanya sembari melawan penyakit yang ia derita.

Ikuti Whatsapp Channel Republika